Mohon tunggu...
Kelvin
Kelvin Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Write About Fintech Update

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Kuliah di Jurusan yang Minim Peluang Kerja? Masih Bisa Kok Kerja di Startup

9 Oktober 2021   15:20 Diperbarui: 9 Oktober 2021   15:33 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: MagnetMe di Pixabay

Dewasa ini, ada banyak sarjana lulusan kuliah yang sulit mendapatkan pekerjaan.

Entah itu dari kampus yang ternama atau kurang ternama.

Padahal, lapangan pekerjaan yang tersedia pun cukup banyak (walaupun jumlah lulusan lebih banyak).

Alasannya pun cukup banyak, entah mulai dari kualifikasi yang kurang, ketatnya persaingan, hingga minimnya pengalaman dan pengetahuan dunia kerja yang dimiliki.

Atau bahkan, yang paling parah, jurusan yang Anda geluti sekarang tidak memiliki banyak opsi lapangan pekerjaan yang tersedia.

Hal ini bisa dikenal juga dengan istilah salah jurusan. Selain bikin tidak bahagia, juga tidak ada pandangan masa depan yang cukup jelas.

Jika Anda adalah salah satu sarjana yang mengalami hal ini, atau sedang berkuliah di jurusan yang menurut Anda kurang meyakinkan untuk dunia kerja nanti, tenang.

Harapan Anda untuk bekerja tidak sepenuhnya nol.

Anda bisa bekerja di startup (dan sangat mungkin) jika Anda menerapkan hal-hal ini.

Riset bidang yang dibutuhkan startup dan belajarlah tentang itu

Entah otodidak atau ikut kursus, ada baiknya jika Anda mencoba memperluas skill dan pengetahuan yang dibutuhkan dunia kerja.

Apalagi jika Anda mengikuti kursus yang memberikan sertifikasi.

Pasalnya, banyak pekerja startup yang saat ini menempati posisi yang tidak berhubungan dengan jurusan kuliahnya dulu.

"Lho, kok bisa?"

Tentu bisa.

Dalam perekrutan kerja di startup, jurusan dan nilai kuliah memang penting. Namun tidak hanya itu yang dipertimbangkan.

Yang lebih penting lagi sebenarnya ialah skill, pengetahuan, dan pengalaman.

Dan orang-orang di startup juga cukup terbuka dan paham bahwa ilmu tidak hanya berasal dari bangku kuliah.

Saya punya contoh nyata.

Teman saya yang bekerja di SPE Solution, sebuah startup fintech, dulunya berkuliah di jurusan S1 Manajemen.

Namun, sekarang ia bekerja sebagai Data Analyst.

Ketika saya tanya bagaimana bisa ia bekerja di bidang itu, dia menjawab, "belajar secara otodidak."

Ini hanya satu contoh.

Masih banyak contoh lainnya. Cukup ingat, dunia kerja sekarang kekurangan pekerja.

Dan kekurangan pekerja baru ialah kurangnya skill yang dibutuhkan dunia kerja.

Maka dari itu, lebih penting melihat orang dari kualifikasinya daripada hanya latar belakangnya saja.

Buat portofolio menarik yang menunjukkan kemampuan Anda

Jika Anda memiliki portofolio yang menarik, Anda bisa menggunakan hal itu untuk menunjukkan kemampuan Anda.

Portofolio bisa dalam bentuk apa saja, mulai dari apa yang Anda kerjakan untuk hobi hingga tugas kuliah Anda dulu.

Misalnya saja, Anda sering menulis di Kompasiana.

Karya Anda ini bisa digunakan sebagai portofolio kerja.

Beberapa opsi kerja dengan kualifikasi ini ialah content writer, SEO writer, copywriter, social media staff, dan lain sebagainya.

Atau mungkin Anda sering iseng-iseng bermain media sosial.

Ini juga bisa jadi portofolio untuk bekerja di bidang yang berhubungan dengan digital marketing.

Saya juga ada contoh nyata dalam hal ini.

Teman saya yang bekerja sebagai social media strategist di Wappin dulunya berkuliah di jurusan S1 Sastra Inggris.

Namun, karena ia sangat suka bermain media sosial, ia bisa mendapatkan kerja sebagai social media strategist di startup.

Ia menggunakan postingannya di media sosial itu sebagai portofolio.

Yang jelas, Anda harus menampilkan portofolio itu secara apik, tidak asal-asalan.

Tulis dengan baik di CV.

Tunjukkan beberapa sample sebagai contoh karya.

Hal yang sama juga dengan tugas kuliah, tentunya yang relevan dengan bidang yang Anda lamar.

Yang penting, jangan hanya sekadar menunjukkan hal itu.

Tampilkan secara apik sebagai portofolio Anda.

Hal ini akan sangat mempengaruhi peluang diterimanya Anda bekerja di startup.

Coba ambil kerja freelance dulu

Beberapa startup mau kandidat kerja yang sudah punya pengalaman.

Namun, kendala dari banyaknya lulusan baru ialah tidak punya pengalaman.

Untuk mendapatkan pengalaman itu, Anda bisa bekerja freelance dulu.

Entah untuk bisnis kecil maupun perusahaan-perusahaan yang benar-benar baru.

Jika tidak ada yang mau menggunakan jasa Anda, coba saja Anda tawarkan dulu secara gratis.

"Lho, kan rugi kalau rugi."

Tentunya tidak.

Selain dapat pengalaman, Anda juga bisa mendapatkan portofolio.

Portofolio ini bisa digunakan untuk mencari freelance lainnya dan melamar kerja di kemudian harinya.

Kalau Anda bingung bagaimana cara mendapatkan kerja freelance ini, banyak sekali opsinya.

Anda bisa menggunakan platform kerja freelance yang bisa dengan mudah ditemukan di Google.

Atau, Anda bisa langsung menghubungi perusahaan-perusahaan kecil ini.

Kirim email juga bisa. Jelaskan maksud dan tujuan Anda dengan bahasa yang sopan dan baik.

Sertakan pula contoh karya Anda yang dapat membantu meyakinkan perusahaan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun