Mohon tunggu...
Kelvin
Kelvin Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Write About Fintech Update

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Fresh Graduate Mau Kerja di Startup? Siapkan 3 Hal Ini

29 September 2021   16:18 Diperbarui: 29 September 2021   16:24 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anda baru saja lulus dari kuliah dan akan memasuki dunia kerja? Startup mungkin jadi pilihan yang baik.

Perusahaan startup adalah salah satu opsi karir yang sangat potensial dewasa ini.

Selain potensial, berkarir di startup juga diminati banyak anak muda. Termasuk saya dan mungkin Anda.

Walaupun sudah banyak startup di luar sana dan banyak pula lowongan kerja yang dibuka, masuk startup tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Ada beberapa cara agar lamaran kerja Anda dibaca, dan kemudian lanjut ke sesi wawancara.

"Wah, gimana tuh caranya?"

Bukan sulap bukan sihir, yang akan saya bagikan pada Anda adalah pengalaman saya.

Saya sendiri sudah melamar ke banyak startup, masuk interview hingga tahap akhir di banyak perusahaan, dan diterima.

Semuanya saya lakukan ketika beberapa tahun lalu saya masih seorang anak baru lulus.

Jika Anda tertarik untuk berkarir dan berkarya di startup, inilah 3 hal utama yang harus Anda persiapkan.

Pelajari segalanya tentang perusahaan, serta ketahui apa yang ingin Anda dapatkan dan berikan ke perusahaan

Mungkin ini terdengar seperti wejangan umum yang diberikan kepada siapa saja yang hendak melamar kerja.

Nyatanya tidak. Ini berbeda.

Startup adalah perusahaan yang kelajuannya sangat cepat, dinamis, dan menyukai hal-hal baru.

Dan hal yang sama yang diharapkan pada kandidat karyawan ketika mereka akan dipekerjakan di sana.

"Maksudnya apa?"

Maksudnya, startup ingin seseorang yang bisa memberikan dampak, serta tahu apa yang sedang mereka lakukan dan ingin dicapai.

Mari kita jabarkan satu per satu.

Pertama, startup ingin seseorang yang bisa memberikan dampak.

Maksudnya, startup sangat suka dengan orang yang memiliki pandangan visioner. Bisa merencanakan sesuatu. Dan tahu bagaimana menerapkan rencananya tersebut pada perusahaan.

Terlepas dari hal tersebut merupakan hal yang benar-benar baru atau tidak, itu bukanlah masalah yang terlalu besar.

Ide bisa dicari, skill bisa diasah. Namun tidak dengan mindset.

Mindset ialah kunci utama dalam hal ini. Bagaimana Anda berpikir. Bagaimana Anda menganalisis sesuatu.

Kedua, Anda harus tahu apa yang Anda lakukan dan ingin gapai.

Artinya, ketika Anda melamar sebagai posisi X di perusahaan Y, Anda setidaknya harus memiliki pengetahuan dasar terkait apa saja yang dikerjakan X dan segala hal yang berhubungan dengan perusahaan Y.

Terlepas dari Anda mahir melakukannya atau tidak, yang penting Anda paham terlebih dahulu.

Lalu, Anda juga harus memiliki pandangan ke depan terkait hidup Anda.

Beberapa tahun lalu, pertanyaan seperti "apa yang ingin Anda lakukan 5 tahun kemudian?" marak ditanyakan di berbagai wawancara kerja.

Walaupun hal ini masih relevan sampai sekarang, namun ada pertanyaan baru yang lebih sering ditanyakan.

Salah satu contohnya ialah "ketika sudah bekerja di sini, apa yang ingin Anda dapatkan?"

Terdengar sederhana. Namun kalau dipikir lagi, sebenarnya cukup kompleks.

Tentu manusia hidup harus memiliki tujuan, dan begitu pula filosofi yang diterapkan dalam startup.

Ketika Anda hanya ingin bekerja untuk mendapatkan uang saja, maka besar kemungkinan nama Anda langsung dicoret dari tahap berikutnya.

Jawaban untuk pertanyaan ini sebenarnya hanya di seputaran upgrade ilmu, membantu kehidupan keluarga, dan tertarik dengan kultur perusahaan.

HRD sudah sering mendengar jawaban ini dari puluhan hingga ribuan pelamar kerja.

Yang membedakan penilaiannya adalah bagaimana Anda mengelaborasikan lebih lanjut tentang tujuan Anda ini.

Buat CV yang tidak hanya sekadar menarik, tapi juga menjelaskan tentang Anda

CV (Curriculum Vitae) ialah salah satu prasyarat ketika Anda ingin bekerja di startup.

Katakanlah, sebuah startup membuka lowongan kerja selama 1 minggu.

Setiap hari, rata-rata startup tersebut menerima 50 aplikasi lamaran kerja beserta CVnya.

Dengan hitungan matematika sederhana, kira-kira ada 350 CV yang diterima.

Artinya, Anda akan bersaing dengan 349 orang lainnya memperebutkan posisi yang terbatas.

Dan lagi, tim HRD startup seringkali tidak punya banyak waktu untuk membaca secara detail 1 buah CV. Hal ini dikarenakan ada banyak CV yang masuk, dan waktu yang dimiliki tim HRD pun terbatas.

Jadi, bagaimana Anda bisa membuat CV Anda meyakinkan HRD dalam 1x baca dan tempo yang terbilang singkat?

Kalau Anda mencari template CV yang menarik di Google, Canva, atau lainnya, hasilnya sangat banyak.

Namun, berapa banyak orang yang melakukan hal yang sama dengan Anda?

Kemungkinan besarnya, banyak.

Maka dari itu, hindari penggunaan template. Buat desain yang menarik dan, kalau perlu, sedikit nyeleneh.

Tahun lalu, kalau tidak salah, ada yang melamar kerja dengan CV yang nampak seperti berita kematian orang Tionghoa di surat kabar.

Ada juga yang membuat CV nampak seperti tampilan aplikasi Spotify.

Pun ada yang membuat CV nampak seperti website, atau tampilan saat coding.

Kurang nyeleneh apa coba?

Tapi, yang harus diingat, selain visual, Anda juga harus memastikan kalau informasi di CV itu jelas.

Jelas untuk dibaca, jelas alur bacanya, dan jelas informasinya.

Salah satu hal yang jadi kesalahan fatal para sarjana ketika baru melamar kerja ialah deskripsi di CV yang ditulis asal-asalan.

CV yang hanya mencantumkan list apa saja yang pernah Anda lakukan atau ikuti itu sudah sangat umum.

Cenderung, CV seperti itu hanya akan dipinggirkan.

Yang baik, jelaskan list tersebut. Penjelasan yang baik dalam CV adalah yang menjelaskan hasil.

Misal, Anda mau melamar sebagai content writer di startup dan Anda sering menulis di Kompasiana. Cantumkan.

Namun, jangan hanya menjelaskan "saya menulis 1 artikel setiap 2 hari."

Buat penjelasannya lebih spesifik dan detail, seperti:

  • rata-rata artikel yang ditulis per bulan
  • rata-rata jumlah kata per artikel
  • rata-rata waktu pengerjaan 1 artikel
  • rata-rata jumlah pembaca di 1 artikel
  • jumlah total pembaca artikel hingga saat ini
  • berapa kali menjadi Artikel Pilihan dan Artikel Utama di Kompasiana

Intinya, fokus pada penjelasan pencapaian dan progress, bukan sekadar rutinitas.

Belajar cara komunikasi yang baik, dari tulisan, lisan, hingga gestur

Percaya tidak percaya, cara komunikasi sangat menentukan penerimaan kerja di startup, terlebih ketika Anda sudah memasuki tahapan wawancara.

Pasalnya, cara berkomunikasi merupakan salah satu perwujudan pertama dari attitude seseorang.

Dan lagi, attitude sangat penting dalam dunia kerja. Sangat. Penting.

Perhatikan diksi ketika akan berbicara. Ya, diksi. Pemilihan kata.

Ketika Anda sedang diwawancara dan ditanyai tentang hal yang Anda tidak seberapa paham, jangan jawab "TIDAK TAHU."

Coba jelaskan sepengetahuan Anda, atau coba konfirmasikan apa yang Anda tahu.

Atau, jelaskan bahwa secara detailnya Anda tidak tahu karena Anda:

  • lebih mengetahui detail bidang lainnya, dan itu merupakan spesialisasi Anda
  • sedang dalam proses mempelajari lebih lanjut tentang hal itu
  • baru mempelajari hal itu, dan mengalami kebingungan di bagian A, B, C

Sebenarnya, HRD atau pewawancara lainnya akan tahu kalau Anda kurang memahami topik ini. Atau malah sedang membual.

Tetapi hal ini memberikan impresi yang lebih baik karena Anda menunjukkan usaha dan kegigihan dalam mempelajari hal yang masih asing bagi Anda.

Selain itu, gestur tubuh dan mimik muka juga penting.

Ketika Anda diberi pertanyaan seperti di atas, jangan menunjukkan kalau Anda panik atau tidak paham.

Jawablah dengan tenang. Usahakan tersenyum.

Senyum ya, bukan cengengesan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun