Mohon tunggu...
sovia vega
sovia vega Mohon Tunggu... pelajar

خَيْرُ الناسِ أَنفَعُهُم لِلنَّاسِ

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keterkaitan Pendidikan dengan Kemiskinan

14 Juni 2023   08:45 Diperbarui: 14 Juni 2023   08:53 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 

Kemiskinan.

Kemiskinan merupakan keadaan dimana terdapat situasi serba terbatas yang diakibatkan bukan karena kehendak dari orang yang bersangkutan. Dalam suatu negara, bisa dikatakan mengalami kemiskinan jika terdapat pendidikan yang sangat rendah, kurangnya lapangan kerja yang ada, kurangnya kualitas kesehatan dan kesejahteraan hidup sehingga menunjukkan kehidupan yang perpacu pada ketidakberdayaan. Ada beberapa karakteristik penduduk yang dianggap kurang mampu (miskin), yakni : 1) Tidak memiliki produksi sendiri, dalam artian dalam perekonomian, pelaku kemiskinan bekerja untuk orang lain, belum memiliki produksi yang dimili secara individu, sehingga kemungkinan besar apabila terjadi PHK secara besar-besaran akan menjadikan dampak hilangnya lading perekonomian. 2) Nilai pendidikan yang rendah, banyak warga negara Indonesia yang mendapatka beasiswa studi ke luar negeri, namun juga tidak kalah banyak warga negara Indonesia yang berpendidikan rerndah, bahkan tidak sekalipun mengenyam dunia pendidikan, salah satu penyebab dari pendidikan yang rendah adalah tenaga pendidik yang kurang memadai, kurangnya sarana transportasi atau jalan menuju wilayah terpencil yang menyebarkan pendidikan. 3) Tidak mempunyai  kemungkinan untuk memperoleh asset pendidikan dengan kekuatan sendiri, banyak warga negara Indonesia yang tidak mempunyai dana demi membangun usaha produksi sendiri, juga kurangnya pemerintah untuk memberikan pendidikan mengenai cara pengembangan usaha, dan peminjaman modal, sehingga bagi masyarakat menengah ke bawah akan lebih pasrah pada kehidupan yang sedang dijalani, dan mengakibatkan tidak ada kemajuan untuk keluar dari jalur kemiskinan. 4) Banyak yang tidak mempunyai fasilitas, dalam kemiskinan, sebenarnya banyak yang ingin mengembangkan bakat untuk membuka usaha yang dimulai dari bawah, namun salah satu kendala dari hal ini adalah kurangnya fasilitas yang akan digunakan. 5). Diantara warga Indonesia, banyak anak muda yang tidak memiliki keterampialn pada suatu bidang, dan lebih mengandalkan perekonomian kepada orangtuanya yang sudah menua, banyak dijumpai anak muda sekarang berpendidikan namun tidak memilik profesi dan akhlak yang dianggap kurang sopan terhadap orang yang lebih tua[13].

Pada masyarakat pedesaan, umumnya banyak dijumpai mempunyai profesi sebagai petani maupun buruh tani, pedagang kecil, nelayan dan sebagainya, namun permasalahan yang terjadi pada baru-baru ini ialah, penjualan hasil pertanian yang cukup murah dan juga pencarian pupuk untuk tanaman yang sangat sulit, sehingga banyak anak muda yang tidak memilih profesi di bidang pertanian. Seiring berjalanya waktu, orangtua akan mengalami masa penuaan, sehingga tidak aka nada yang akan meneruskan di bidang pertanian, dari data ini, akan menambah data kemiskinan yang ada di Indonesia[14]. 

Cara penanggulangan kemiskinan antara lain :

Pemenuhan kebutuhan pokok yang harus diutamakan.

  • Kebutuhan pokok yang meliputi sandang pangan dan panggonan menjadi salah satu kebutuhan yang wajib dipenuhi atau disediakan oleh pemerintah maupun masyarakat sekitar yang mengalami kemiskinan. Namun dalam hal ini harus sesuai target yang telah ditentukan, seperti halnya program pemerintah pada 3 tahun terakhir, yaitu mengenai dampak Covid-19 yang mematikan perekonomaian negara hampir di seluruh dunia. Di Indonesia sudah melakukan penyaluran bahan-bahan pokok.
  • Demi meningkatkan kemampuan serta mendorong produktivitas warga negara, salah satu strategi yang dilakukan adalah meningkatkan kemampuan dasar demi terpenuhinya perekonomian, seperti halnya pembangunan BLK (Badan Latihan Kerja) oleh pemerintah pusat maupun daerah. Fungsi dari BLK itu sendiri adalah menciptakan tenaga kerja yang berkualitas, khusunya bagi anak muda, serta mewujudkan kemandirian dari isntitusi dalam pengelolaan sumberdaya.
  • Cara yang ketiga adalah selalu melibatkan masyarakat miskin dalam hal apapun, baik mulai dari perencanaan strategi mengentas kemiskinan, pelaksanaanya, bahkan bisa juga dalam hal pengambilan keputusan, hal ini dilakukan supaya dapat tercapai kebersaman dan tidak mnegucilkan pihak lain.
  • Strategi pemberdayaan. Yang dimaksud strategi pemberdayaan disini ialah pemberdayaan masyarakat melalui program keterampilan[15]. 
  •  Dari data yang dikeluarkan pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) memberikan cara baru untuk mengentas kemiskinan, yakni program BEKERJA (Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera), pada program ini pemerintah akan menjangkau kurang lebih 1.000 desa yang ada di 100 kabupaten, sehingga diharapkan akan memberikan hasil dengan menekan angka kemiskinan yang ada di Indonesia. Demi berjalannya program BEKERJA secara lancar dan tepat pada sasaran, kementrian pertanian membentuk tim yang akan turun langsung ke lapangan[16].

Pendidikan.

Pendidikan adalah usaha secara sadar yang terencana demi mewujudkan pembelajaran, supaya peserta didik dapat mengembangkan potensinya. Di dalam Al-Qur'an banyak surah yang menjelaskan mengenai pentingnya pendidikan, karena tanpa pengetahuan kehidupan manusia tidak beraturan, dalam QS At-Taubah (9): 122 yang berbunyi


 

"Tidak sepatutnya orang-orang mukmin pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan diantara mereka tidak pergi (tinggal bersama Rosulullah saw) untuk memperdalam ilmu pengetahuan agama mereka dan memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjega dirinya?"

Kemudian ada hadist yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah yang berbunyi


"Mencari ilmu itu adalah kewajiban setiap muslim, dan siapa yang menanamkan ilmu kepada yang tidak layak seperti yang meletakkan kalung permata, mutiara, dan emas disekitar leher hewan" (HR. Ibnu Majah)[17]

Pendidikan tidak hanya dipandang sebagai usaha pemberian informasi dan pembentukan keterampilan. Pendidikan merupakan bekal untuk kelangsungan kehidupan bagi manusia yang akan mendatang, berikut beberapa makna pendidikan oleh beberapa ahli:

  • Ki Hajar Dewantara selaku Bapak Pendidikan Nasional Indonesia memaparkan bahwa makna pendidikan ialah perjanjian yang ada dalam kehidupan anak-anak, maksudnya semua anak wajib menempuh pendidikan, supaya dapat menjadi manusia ataupun anggota masyarakat yang mempunyai keselamatan di kehidupan mendatang dan kebagiaan senaik mungkin.
  • H Horne berpendapat bahwa pendidikan adalah proses yang terus menerus dilakukan oleh manusia, mulai dari kecil hingga dewasa, baik secara fisik maupun mental.

Dari beberapa pengertian pendidikan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan merupakan bimbingan yang diberikan oleh manusia dewasa kepada manusia yang masih mengalami tahap awal dalam perkembangan, dengan tujuan tercapai pada arah dan tujuan yang sudah direncanakan.

Di Indonesia, ada bermacam-macam sistem pendidikan yang dibagi menjadi 3 golongan, yakni :

  • Formal : Pendidikan yang sudah terstruktur atau tersistem dan berturut-turut, yang dimulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi
  • Nonformal : Merupakan pendidikan yang dilaksanakan diluar jalur formal yang dapat dilaksanakan secara tersusun.
  • Informal : Jalur pendidikan selain formal dan nonformal, yakni informal yang berada pada lingkup keluarga dan lingkungan sekitar[18].

Permasalahan pendidikan yang ada di Indonesia saat ini sudah sangat komplek, banyak siswa yang mengenyam pendidikan formal namun belum mampu untuk merealisasikan hasil dari pendidikan yang sudah diperoleh tersebut. Kemudian bagi lulusan perguruan tinggi juga banyak yang tidak bekerja pada sector formal, mayoritas bekerja serabutan dan kurang dapat mengembangkan bakatnya. Dari berjuta-juta warga negara Indonesia memang banyak mendapatkan materi pendidikan, namun dalam hal praktek atau terjun langsung, menjadi kelemahannya. Banyak anak muda yang berpendidikan namun perihal akhlak dinomor duakan, mereka lupa akan etika sopan santun kepada yang lebih tua, dan lebih tidak menghormati, kemudian yang lebih banyak lagi, banyak terjadinya tawuran (bentrok) yang tidak hanya terjadi satu atau dua kali, bahkan sampai nyawa menjadi taruhan, hal ini menjadikan nilai minus bagi bangsa Indonesia.

Ada beberapa masalah pokok pada saat ini yang dapat ditemui, yaitu:

  • Banyaknya peserta didik yang tidak sebanding dengan ketersediaan sarana pendidikan. Hal ini bisa dilihat banyaknya jiwa yang lahir pada setiap tahun, namun sarana dan prasarana belum memadai
  • Langkanya sarana dan juga dana untuk memenuhi kebutuhan pendidikan, contohnya saja bisa dilihat pada desa terpencil yang sudah mengenal pendidika, namun belum ada sarana untuk sampai ke sekolah, medan yang harus mereka lalui begitu curam, seperti harus melewati sungai yang deras, dan jalan yang berlumpur, menjadikan mereka harus seantiasa berhati-hati demi keberlangsungan menempuh pendidikan.
  • Mahalnya biaya pendidikan, contohnya Di Indonesia sudah menghapuskan biaya pendidikan dasar hingga ke jenjang SMA, namun masih sering ditemui dana informal yang harus dibayar atau ditanggung oleh para siswa. Banyak sekolah yang mematok biaya untuk menikmati pendidikan yang berkulitas, sehingga menjadikan masyarakat menengah ke bawah tidak bisa berkutik, karena terdapat perbedaan sosial yang jauh.
  • Ketidaktepatan hasil pendidikan, banyak peserta didik yang tidak bisa menerapkan hasil pendidikan yang didapat, sehingga di masyarakat kebutuhan di masyarakat tidak terpenuhi. Contoh sepele yang bisa kita ketahui, banyak anak muda sekarang, khususnya laki-laki yang tidak bisa mempimpin tahlil.
  • Ketidakefisienan sistem pendidikan. Pendidikan saat ini mengalami keterlambatan ketika mengikuti tuntutan zaman yang semakin berkembang, sehingga menjadikan sistem pendidikan dan perkembangan zaman tidak sejajar.

Dari permasalahan diatas, tentunya masih ada faktor lain yang menyebabkan munculnya masalah tersebut, diantaranya:

  • Faktor Pendekatan Pembelajaran
  • Faktor perubahan kurikulum, di Indonesia perubahan kurikulum seringkali terjadi, sehingga menjadikan peserta didik tidak nyaman dengan pergantian tersebut yang notabenya tidak konsisten.
  • Faktor kompetensi guru
  • Dunia pendidikan sangat diperlukan tenaga pendidik yakni guru, demi memperoleh pendidikan yang maksimak dibutuhkan juga gru yang professional, namun kendala pada sekarang ini, banyak tenaga pendidik pada daerah terpencil yang belum memenuhi kriteria menjadi pendidik yang professional, dari faktor guru juga akan berdampak pada peserta didik yang diajarkan.
  • Dari permasalahn yang ada diatas, banyak cara yang harus dilakukan oleh bangsa, yaitu:
  • Membuat program wajib belajar
  • Mengadakan pelatihan terhadap guru, yang diharapkan dapat memiliki kompetensi mengajar yang berkualitas.
  • Menerapkan kebiasaan gemar membaca diseluruh wilayah Indonesia, seperti membuka perpustakaan berjalan yang bisa bibaca oleh orang dimanapun.
  • Menciptakan perpustakaan gratis, terutama diwilayah yang terpencil, yang notabenya tidak dapat dijangkau oleh masyarakat luar.
  • Menciptakan sekolah gratis yang mempunyai standart internasional, dan memberikan beasiswa bagi peserta didik yang kurang mampu, maupun yang berprestasi, sehingga dapat menarik minat anak untuk mengenyam dunia pendidik.

 Berikut dalil-dalil yang berkenaan dengan pendidikan dan kemiskinan :

Kemiskinan:

  • QS. Al-Muddatsir 41-44

 

 

"Tentang keadaan para pendurhaka, "Apa yang menyebabkan kamu masuk ke dalam neraka saqar?", mereka menjawa: "Dahulu kami tidak termasuk orang-orang yang melaksanakan shalat, dan juga tidak memberi makan orang miskin"

  • QS. Al-Qalam 24


"Pada hari ini jangan ada orang miskin yang masuk ke dalam kebunmu"

  • QS. An-Nisa' 8


"Dan apabila waktu pembagian itu hadir kerabat, anak yatim dan orang miskin, maka berikanlah mereka dari harta itu (sekedarnya) dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik"

 

Pendidikan :

  • QS. Al-'Alaq 1


"Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan !"

  • QS. Al-Kahfi 66


"Musa berkata kepadanya, "Bolehkah aku mengikutimu agar engkau mengajarkan kepadaku (ilmu yang benar) dari apa yang telah diajarkan kepadamu (untuk menjadi) petunjuk ?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun