Mohon tunggu...
Sopiyatun NoerHasyanah
Sopiyatun NoerHasyanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa semester 7 pendidikan teknologi agroindustri dari universitas pendidikan indonesia. Saya tertarik ke dalam dunia pendidikan dan bidang pangan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peningkatan Literasi dan Numerasi Kampus Mengajar 2 di SD Al-Tafaqquh Fiddin Sindangwangi

5 November 2022   12:00 Diperbarui: 6 November 2022   17:06 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Observasi Sekolah. Dokpri

Sejak COVID-19 pertama terdeteksi di Indonesia, segala perhatian terhadap masalah penyebaran pandemi semakin menguat. Berbagai kebijakan dikeluarkan pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran virus COVID-19 di Indonesia dengan mengeluarkan regulasi dari berbagai sektor, salah satunya sektor pendidikan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bergerak cepat mengeluarkan kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di semua wilayah Indonesia untuk belajar di rumah. 

Pembelajaran daring pada dasarnya adalah pembelajaran yang dilakukan secara virtual memalui aplikasi virtual yang tersedia (Syarifudin, 2020). Dengan pembelajaran daring siswa memiliki keleluasaan waktu belajar, dapat belajar kapanpun dan dimanapun, siswa dapat berinteraksi dengan guru menggunakan beberapa aplikasi seperti classroom, video converence, telepon atau live chat, zoom maupun melalui whatsapp group (Dewi, 2020). 

Pembelajaran Daring atau pembelajaran jarak jauh yang dilaksanakan saat ini belum sepenuhnya efektif dalam penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemi Covid-19. Hal tersebut dapat terlihat dari kurangnya siswa mendapat kesempatan mengasah kemampuan interpersonal dan kepemimpinan. Untuk tingkat sekolah, pembelajaran jarak jauh yang sangat terkendala dengan permasalahan logistik yang sangat mempengaruhi efektivitas proses pembelajaran.

Melihat progres mutu pendidikan yang semakin merosot dan tidak terfasilitasi anak-anak muda Indonesia dalam mengembangkan kecakapan interpersonal dan intrapersonal. Kemendikbud memutuskan untuk meluncurkan program yang bernama Kampus Merdeka. Kampus Merdeka memiliki beberapa program, salah satunya Kampus Mengajar. Kampus mengajar merupakan kegiatan mengajar di sekolah yang dilakukan oleh mahasiswa untuk membantu penguatan pembelajaran literasi dan numerasi, serta administrasi dan adaptasi teknologi di masa pandemi ini terutama di sekolah-sekolah di daerah 3T (Terluar, Terdepan, dan Tertinggal).

Sekolah sasaran Kampus Mengajar yaitu sekolah yang Terakreditasi C terutama yang berada di daerah 3T. Oleh karena itu, Mendikbud mengajak para mahasiswa dari seluruh Indonesia untuk beraksi, berkreasi, dan berkolaborasi selama dua puluh minggu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah sasaran 3T, salah satunya di Sekolah Dasar. Mengingat Sekolah Dasar merupakan awal seorang anak memulai kehidupan baru dalam meningkatkan ilmu pengetahuan di jenjang pendidikan. Maka dengan adanya Kampus Mengajar ini kita mengasah kepemimpinan, kepekaan sosial, dan kematangan emosional dengan terjun langsung mengabdi sebagai pendidik peserta didik generasi penerus bangsa.

Melalui program Kampus Mengajar ini Kemendikbud mempunyai harapan besar kepada mahasiswa yang terjun ke sekolah dapat menjadi jembatan dan inspirasi bagi guru-guru dan adik-adik peserta didik dalam semangat belajar. Kemendikbud menaruh tanggung jawab kepada generasi muda Indonesia untuk dapat memajukan pendidikan Indonesia dan memanfaatkan ruang dan waktu untuk menumpahkan segala ilmu dan kemampuan yang telah dipelajari selama di perkuliahan.

Sekolah yang menjadi sasaran Program Kampus Mengajar Angkatan 2 adalah Sekolah Dasar yang memiliki akreditasi C dan belum teakreditasi. Program ini dilakukan secara daring maupun luring sesuai dengan kondisi sekolah masing- masing. Adapun salah satu sekolah dasar yang menjadi tempat dijalankannya Program Kampus Mengajar Angkatan 2 adalah SD AL-TAFAQQUH FIDDIN SINDANGWANGI yang beralamat di Jalan Raya Timur Rajagaluh-Kramat KM. 01, Leuwilaja, Kec. Sindangwangi, Kab. Majalengka, Jawa Barat. Sebelum Program Kampus Mengajar Angkatan 2 ini dilaksanakan, mahasiswa terlebih dahulu melakukan analisi situasi di sekolah yang bertujuan agar mahasiswa memperoleh gambaran mengenai kondisi sekolah dan proses pembelajaran yang dilakukan disekolah berserta kelengkapan sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran.

 Berdasarkan analisis, SD Al-TAFAQQUH FIDDIN SINDANGWANGI menempati lokasi yang tidak terlalu jauh dari perkotaan dam akses jalannya pun mudah dilalui oleh kendaraan baik roda 2 maupun 4. Sekolah ini memiliki sistem boarding school artinya sekolah menyediakan asrama bagi siswanya untuk tinggal dan belajar secara total di lingkungan sekolah. SD tersebut masih belum memiliki akreditasi karena tergolong masih baru dan mulai didirikan pada tahun 2018. Sehingga pada tahun 2021 ini, sekolah tersebut masih memiliki 4 tingkatan kelas dengan 6 rombel, yaitu kelas 1 putra dan putri, kelas 2, kelas 3, kelas 4 putra dan putri. Kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran sehari-hari yaitu Kurikulum 2013 dengan jumlah guru kelas sebanyak 6 orang dan tata usaha 1 orang.

Kondisi bangunan di SD AL-TAFAQQUH FIDDIN SINDANGWANGI ini cukup baik dan layak untuk digunakan sebagai tempat belajar. Hanya saja untuk ruang kelas tinggi masih dipisahkan oleh sekat kayu yang menyebabkan kegiatan pembelajaran menjadi kurang kondusif. Untuk memasuki ruang guru pun, harus melewati ruang kelas 1 terlebih dahulu karena tidak ada pintu khusus dari ruang guru untuk langsung keluar. Ruang kepala sekolah terpisah dengan bangunan SD karena di lingkungan pesantren, laki-laki dan perempuan memiliki batasan tertentu. Terdapat 2 toilet untuk putra dan putri, serta tidak memiliki perspustakaan, ruang komputer, ruang UKS, ruang BK ruang tata usaha, dan laboratorium IPA.

Administrasi sekolah ini sudah tertata dengan baik, dibuktikan dengan adanya buku induk guru, memiliki buk paket, buku mutasi guru, serta memiliki tenaga kependidikan. Selain itu juga dokumendokumen seperti dokumen program tahunan, program semester, silabus, dan RPP sudah terancang dengan baik dan siap untuk direalisasikan. Walaupun pada kenyataannya kegiatan pembelajaran tidak selalu sesuai dengan apa yang sudah dirancang pada RPP. Media penunjang pembelajaran pun masih belum terlihat di sekolah tersebut.

Pada penerapan teknologi, di sekolah tersebut sudah menerapkannya ketika pembelajaran dilakukan secara daring (dalam jaringan) meskipun baru menggunakan aplikasi whatsapp saja. Namun, dalam praktiknya kegiatan pembelajaran tersebut masih belum optimal dikarenakan tidak semua siswa ataupun orangtua/wali siswa memiliki handphone. Disamping itu juga, faktor jaringan yang kurang baik dan kesibukan dari orangtua/wali siswa dapat menjadi sebuah alasan dari kurang efektifnya pembelajaran daring dengan menggunakan whatsApp.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun