Mohon tunggu...
Fergusoo
Fergusoo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Spe Salvi Facti Sumus

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Hanya Karena Salah Komunikasi, Anggota DPR RI Hobi Mengusir

21 Januari 2022   12:17 Diperbarui: 21 Januari 2022   12:32 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : kompas.com

Selain tutur kata dari anggota DPR yang terbilang cukup keras, anggota DPR juga sekarang hobi ngusir orang dalam ruangan rapat. Diberitakan, kurang dari dua pekan berturut-turut, anggota DPR RI sudah dua kali mengusir pejabat publik yang menjadi peserta rapat. Sungguh ini menyedihkan, orang sudah capek-capek datang ke senayan, eh ini malah diusir keluar dan pulang.

Selalu menarik dan mengesankan bila kita melihat sikap dan perilaku anggota DPR RI. Ada saja kelakuan dan perbuatan dari mereka yang membuat kita geleng-geleng kepala bahkan memaksa kita untuk mengumpat dengan kata-kata kasar. Namun, itulah anggota DPR, bukan wakil rakyat namanya bila tak menjadi omongan rakyat.

Kemarin kita dihebohkan dengan perkataan rasis dari Yang Terhormat Arteria Dahlan. Ia memantik kemarahan masyarakat sunda sehingga gelombang kemarahan dan penghinaan lahir dimana-mana. Peribahasa yang cocok untuk itu, Menanam Angin untuk menuai badai.

Yang bersangkutan saat ini katanya sudah meminta maaf. Itupun atas desakan beberapa pihak serta perintah partai. Masih segar diingatan kita, kemarin ada seorang gadis yang datang kekantornya, menangis-nangis meminta maaf. 

Tidak lama berselang, Arteria duduk dikursi yang sama untuk meminta maaf kehadapan ratusan ribu masyrakat sunda diseluruh Indonesia. Ajib ga tuh, eh ini bukan cocoklogi yah, ini kronologi.

Selain tutur kata dari anggota DPR yang terbilang cukup keras, anggota DPR juga sekarang hobi ngusir orang dalam ruangan rapat. Diberitakan, kurang dari dua pekan berturut-turut, anggota DPR RI sudah dua kali mengusir pejabat publik yang menjadi peserta rapat. Sungguh ini menyedihkan, orang sudah capek-capek datang ke senayan, eh ini malah diusir keluar dan pulang.

Korban pertama yang diusir oleh anggota DPR adalah Komnas HAM. Pada rapat yang diselenggarakan tanggal 13 Januari 2022, Komnas Perempuan yang datang terlambat harus angkat kaki diusir oleh Desmond Mahesa selaku Wakil Ketua Komisi III. Walau sudah mengajukan pembelaan, mereka tetap harus menutup pintu dari luar ruangan.

Korban kedua adalah Sekjen Kemensos, anak buah Bu Risma. Harry Hikmat yang komunikasinya kurang cakap, terpaksa diusir oleh Ace Hasan Syadzili selaku Wakil Ketua Komisi VIII. Atas kejadian itu, Bu Risma disebutkan siap duduk dibawah agar bawahannya itu dimaafkan dan dipersilahkan untuk mengikuti rapat. Tapi sayang, Pak Sekjen tetap diusir dan rapat dilaksanakan tanpa keberadaan Pak Harry Hikmat.

Bila kita telusuri lebih jauh, permasalahan yang membuat anggota dewan hobi mengusir sebenarnya sangat sepele. Namun keputusan untuk mengusir para anggota rapat yang sudah diundang tentu tidak masuk akal. Jika saja para peserta rapat ini kehadirannya tidak diharapkan sebaiknya jangan diundang.

Anggota DPR seharusnya fokus pada substansi permasalahan yang akan dibicarakan untuk ditemukan solusinya. Masyarakat diluar sana sebenarnya rindu bila anggota dewan itu mendebat para eksekutif khususnya para menteri dan lembaga. Debat yang berisi dan berorientasi pada keluhan dan pelayanan publik tentunya.

Komnas Perempuan yang datang terlambat tentu punya penjelasan. Kita memang tidak boleh menoleransi keterlambatan karena keterlambatan adalah perilaku yang buruk dan menimbulkan konsekuensi. Atas perilaku yang tidak terpuji ini, mengusirnya hanya akan menambah masalah baru. Jika anggota DPR tak bisa menjadi contoh, sebaiknya mereka berhenti untuk mengusir orang keluar dari rapat.

Selanjutnya masalah komunikasi. Kesalahan komunikasi yang buruk bisa dievaluasi dengan memberikan pemahaman yang baik. Anggota DPR RI tiap hari kerjanya lebih banyak ngomong, jadi pasti tahu cara atau teknik komunikasi yang baik.

Ada kesan yang tertangkap bahwa anggota dewan yang terhormat itu gila dengan pujian. Lihat saja Bung Arteria Dahlan yang kemarin membuat kontroversi hanya gara-gara peserta rapat tidak mengatakan Yang Terhormat didepan nama mereka masing-masing. Ia langsung mencecar dan meminta agar yang bersangkutan memanggil mereka dengan nama Yang Terhormat.

DPR RI adalah lembaga yang terhormat dan memang harusnya diisi dengan orang-orang yang terhormat. Komunikasi adalah kunci bagaimana anda bisa dipilih dari daerah untuk bisa melanggeng ke Senayan. Para anggota dewan itu pasti memiliki begitu banyak simpatisan. Artinya anda adalah contoh dan teladan dari begitu banyak suara yang masuk untuk anda. Tolong diingat baik-baik.

Dalam setiap rapat yang mereka lakukan, disana ada nasib rakyat yang digantungkan. Akan kemana dan bagaimana mereka menentukan arah bangsa ini, tentu semua itu dimulai dari ruang rapat yang dilakukan secara bersama.

Kesalahan dalam komunikasi itu memang sangat fatal tetapi bukan berarti tidak bisa diperbaiki. Dan disinilah mengapa seharusnya anggota DPR RI mengeluarkan koreksinya kepada etika dan keputusan yang dirasa keliru. Komunikasi adalah kunci bagaimana sesuatu itu dijelaskan untuk dilakukan.

Jangan hanya karena kesalahan komunikasi, anggota DPR RI malah jadi hobi mengusir orang dari ruang rapat. Apalagi untuk permasalahan yang sepele, masyarakat tentu antipati dengan perilaku tersebut. Mereka yang layak diusir dari ruang rapat ialah dia yang tidak mampu menjawab ketika ditanya, dia yang alpa dan telah lalai dalam menjalankan suatu keputusan, atau dia yang notabene jelas-jelas telah membuat rakyat sengsara.

Perisitwa pengusiran terhadap pejabat dari ruang rapat DPR terjadi dua kali dalam seminggu terakhir. Ini tentu menjadi preseden buruk bagi marwah lembaga DPR-RI diawal tahun 2022. Selain ugal-ugalan dalam merumuskan undang-undang, anggota DPR kini hobi mengusir hanya karena salah komunikasi. Kira-kira siapakah korban ketiga yang akan diusir dari ruang rapat DPR? Mari kita nanti...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun