Mohon tunggu...
Fergusoo
Fergusoo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Spe Salvi Facti Sumus

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Connecting Happiness dengan Balita Stunting dan Gizi Kurang (Gikur)

8 Mei 2020   19:09 Diperbarui: 8 Mei 2020   19:21 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menyebarkan kebahagiaan dibulan puasa tentu bisa dilakukan dimana dan ke siapa saja. Kebaikan seyogyanya harus lahir dari niat yang tulus dan hati yang murni untuk menolong sesama.

Karena dengan hati yang tulus, kebaikan itu  akan memberikan senyuman kepada mereka yang sudah kita bantu. Membuat mereka yang sedih menjadi tersenyum, menolong mereka yang kekurangan dan menyebarkan kebahagian adalah tugas kita sebagai sesama manusia.

Apalagi hari-hari yang berat sedang kita lalui. Kala pandemi menyerang, banyak orang yang kehilangan pekerjaan dan menurunnya omset penjualan. Alhasil, semua itu berimbas pada banyaknya karywan yang terkena PHK dan harus dirumahkan untuk sementara waktu.

Nah, dalam artikel kali ini saya akan menuliskan cerita tentang pengalaman connecting happiness di bulan puasa dengan para balita yang mengalami stunting dan Gikur.

Sejak isu corona merebak, salah satu persoalan kesehatan yang mulai luput dibahas dan dikawal adalah Stunting. Padahal stunting adalah masalah nyata yang hampir merata disemua wilayah di Indonesia.

Nah, para balita stunting dan gikur ini umumnya lahir dari orang tua yang keadaan ekonominya sulit. Alhasil stunting sering terjadi pada balita yang kualitas asupan gizinya tidak terpenuhi, tidak berkualitas dan akhirnya menyebabkan kerdil.

Gikur agau Gizi kurang juga memiliki latar belakang persoalan yang sama. Selain karena faktor ekonomi, Gizi kurang juga banyak disebabkan karena salahnya pola asuh dari orang tua. Akibatnya banyak balita yang tinggi dan berat badannya tidak proporsional. Alias tidak sesuai dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) pada umumnya.

Lalu apa yang bisa kita lakukan?
Dalam musim pandemi seperti ini tentu sulit untuk bagi kita bergerak leluasa seperti biasanya. Mau keluar rumah saja udah ditakut-takutin sama mobil Damkar yang siap sedia menyemprotkan air ke wajah bila berani keluar dan keluyuruan diluar tanpa alasan yang jelas.

Namun untuk berbuat kebaikan dan menyebar connecting happiness ke orang lain selalu saja ada jalannya. Alhasil  rencana mulia untuk memulainkegiatan ini bisa berjalan lancar.

Pertama, yang kami lakukan adalah melihat jumlah data dan sasaran balita stunting maupun Gikur. Data yang dimaksud diperoleh dari Desa atau Kader Kesehatan yang bertugas disuatu desa atau kelurahan.

Kedua, setelah sasaran telah diketahui jumlah dan alamatnya. Lalu menyiapkan bantuan apa yang dibutuhkan. Bantuan logistik yang kami kumpulkan kala itu ialah telur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun