Mohon tunggu...
Sony Hartono
Sony Hartono Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang Pria Yang Hobi Menulis

Kutulis apa yang membuncah di pikiranku

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Menikmati Air Asin dan Segarnya Asap Pontianak

27 September 2015   22:17 Diperbarui: 27 September 2015   22:46 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Kabut Asap di Jl. Sultan Abdurrahman Pontianak (dok. pribadi)"][/caption]Kira-Kira sudah setengah tahun aku tidak menulis di blog keroyokan paling populer di Indonesia ini dan rasanya kangen untuk mengungkapkan uneg-uneg lagi di sini. Kebetulan baru enam bulan aku berdomisili di Pontianak, kota Khatulistiwa yang sudah tidak perlu ditanyakan lagi tingkat kepanasannya. Kali ini aku tidak tidak membahas soal panasnya udara di Pontianak melainkan salah satu ciri khas kota ini yang tak lain tak bukan adalah keberadaan Air Asin produksi PDAM dan Asap Pekat yang sudah menyelimuti Pontianak sebulan terakhir ini.

Headline di berbagai media cetak maupun elektronik nasional beberapa Minggu terakhir ini adalah soal kabut asap. Yang terbaru komplain dari Singapura dan Malaysia yang sudah mulai kelabakan karena dicekoki asap gratisan dari Sumatera dan Kalimantan. Kabut Asap yang biasa menjadi headline tahunan setiap musim kemarau dan sering kutonton di televisi beritanya dan ketika itu aku hanya bisa bergumam dalam hati "Kasihan banget ya warga yang terpaksa harus menghirup asap pekat itu, gimana mereka bisa bernafas ya, apalagi anak balita pasti megap-megap tuh!" Eh sekarang ternyata aku merasakan sendiri juga Asap Pontianak yang 'segar' plus bonus air asinnya, haha.....

Menurut teman-teman yang sudah lama berdomisili di Pontianak, mereka menganggap bencana kabut asap plus bonus air asinnya itu memang sangat parah, mungkin terparah sejak sering terjadinya kabut asap tahunan di akhir dekade 90-an. Kabut asap kali ini memang luar biasa sudah sampai level berbahaya. Mungkin untuk orang-orang dewasa efeknya tidak separah jika dihirup anak-anak terlebih lagi balita. Sangat memprihatinkan sekali keadaan yang terjadi di sini, berapa ribu orang yang sudah masuk rumah sakit karena ISPA, berapa dampak kerugian materiil akibat ratusan jadwal penerbagnan yang terpaksa delay dan cancel berhari-hari yang sudah menjadi hal lumrah selama sebulan ini. Bagaimana mata para pengendara motor dan pejalan kaki yang pedih memerah terpapar asap. Bagaimana anak-anak sekolah harus belajar di tengah kepungan asap. 

Apa sih yang sudah dilakukan Pemerintah untuk menghentikan bencana asap? Pemerintah mengklaim sudah mengerahkan segenap sumberdaya yang dimiliki untuk menghentikan kabut asap sampai-sampai Presiden Jokowi blusukan ke Sumatera Selatan dan terbaru beberapa hari yang lalu ke Pulang Pisau untuk meninjau langsung kebakaran lahan. Tapi apa hasilnya? Asap bukannya berkurang malah menjadi-jadi. Yang sebelumnya asap pekat pada pagi hari dan semakin menipis pada malam hari, sekarang malah semakin siang semakin pekat dan tetap bertahan pada malam hari. Kabar terbaru di berbagai media malah menunjukkan level Partikulat di Palangkaraya menjadi yang tertinggi di Indonesia yaitu lebih dari 1500 yang sangat-sangat berbahaya sampai-sampai asapnya tidak putih lagi melainkan pekat kekuningan, sedangkan di Pontianak sendiri pernah mencapai level 900-an. Lha wong di Singapura saja yang 'hanya' sampai level 300-an saja sudah kelabakan bukan main, eh Pemerintah kita kok sepertinya masih tenang-tenang saja, maklum rakyatnya banyak yang diurusin nggak seperti Singapura yang cuma seuprit sampai-sampai nggak nyadar ada rakyatnya yang udah megap-megap karena asap.

Aku salut banget dengan penduduk Pontianak dan sekitarnya yang menurutku sangat tangguh. Musim kemarau panjang ini disamping dikepung asap, ada fenomena alam lain di Pontianak apalagi kalau bukan instrusi air laut ke Sungai Kapuas yang notabene menjadi bahan baku air bersih PDAM setempat. So apa jadinya? Ya jelas air produksi PDAM jadi ASINNNNN....... Lengkaplah sudah ibarat sudah jatuh tertimpa tangga pula, sudah kena asap terpaksa mandi air ASIN, hebat benar daya tubuh orang Pontianak, mungkin paru-parunya sudah berevolusi mampu tahan terhadap ASAP level partikulat 5000 kali, haha.... Untuk masalah air ASIN ini PDAM setempat juga serba sulit, mereka tetap memnyalurkan air olahan dengan rasa ASIN yang pastinya tidak layak untuk air minum, lha wong untuk mandi aja lengketnya bukan main ditambah cuaca terik Pontianak plus asapnya, Sudah komplit lah kayak IKAN ASIN ASAP. Memang serba dilema kalau mau bikin fasilitas desalinasi butuh biaya sangat mahal dan harga airnya mahal untuk masyarakat awam. Mungkin yang lebih realistis adalah membangun waduk sebagai penampung air untuk bahan baku air PDAM. Sedangkan untuk air tanah di Pontianak sendiri kualitasnya sangat jelek, kandungan besinya sangat tinggi sehingga tidak layak konsumsi.

Ya itulah sekedar uneg-uneg dari saya seorang pendatang di Kota Pontianak ini. Pemerintah pasti bisa menghentikan bencana buatan manusia ini, jika ada niat dan kemauan yang kuat serta kontrol yang bagus untuk eksekusi di lapangannya. Nggak perlu kami ngasih saran ini itu bagaimana proses penanggulangan yang efektif, yang pastinya pakar-pakar yang dimiliki Pemerintah lebih tahu apa yang harus dilakukan untuk menghentikan bencana asap ini. Jangan sampai asap harus mampir ke Jakarta dulu baru Pemerintah bertindak dengan sepenuh tenaga. Semoga warga yang terkena dampak asap dimanapun berada tetap diberi kesehatan dan kekuatan oleh-Nya.

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun