Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... Dosen - lecturer
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Cara Penulisan Kata Ulang yang Benar pada Judul

13 Februari 2019   13:28 Diperbarui: 1 Juli 2021   10:33 16062
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustr: TheMoonDoggies

Sebenarnya saya sudah pernah mengulas masalah ini pada artikel saya sebelumnya, tetapi saya merasa perlu mengupasnya lagi di tulisan kali ini karena beberapa kali admin Kompasiana, selalu mengubah judul tulisan saya yang menggunakan kata ulang murni (dwilingga) dan kata ulang semu. Judul  dengan kata ulang yang semula saya tulis dengan benar menggunakan huruf kapital pada masing-masing awal kata diubah menjadi huruf kecil pada kata yang kedua.

Kasus yang terbaru adalah penulisan judul puisi saya "Tangan Laba-Laba" yang diubah menjadi "Tangan Laba-laba". Jelas dan pasti bahwa penulisan judul saya menjadi keliru. Ralat yang justru membuat jadi keliru.

Baca juga: Bahasa: Masih tentang Kata Ulang Berubah Beraturan

Sebelum mengupas ulang cara penulisan judul ini, saya telah menyelusuri setiap jengkal situs yang membahas tentang masalah ini dan tidak ada yang bisa mendukung cara-cara admin Kompasiana dalam 'mengoreksi ' cara penulisan kata ulang pada judul yang sudah benar sehingga menjadi salah.

Saya juga menemukan  semua judul tulisan di Kompasiana yang menggunakan kata ulang murni atau semu ditulis secara keliru, entah akibat 'ralat' yang membuat jadi  keliru atau dari penulisnya memang sudah keliru cara penulisannya. Tetapi apabila pembaca atau para kompasianer berkenan mencermati semua judul tulisan saya akan menemukan penulisan yang benar, karena setiap kali 'diralat" oleh admin selalu saya kembalikan ke penulisan yang benar, dan dalam hal ini saya tidak perlu meminta maaf.

Baca juga: Penulisan Kata Ulang yang Benar pada Judul Karya Tulis

Terkadang, kita menggunakan kata ulang pada judul yang akan kita tuliskan. Untuk mengetahui cara penulisannya, pertama-tama kita harus mengenali bentuk kata ulang tersebut. Pada dasarnya, kata ulang bisa didefinisikan sebagai kata yang telah mengalami pengulangan (reduplikasi) pada kata dasarnya. Kata ulang murni (dwilingga) dan kata ulang semu harus ditulis dengan huruf kapital di setiap awal kata karena sifatnya yang bisa dibilang tidak mengalami perubahan apapun. Seperti contoh-contoh berikut:

  • Cara Menyembelih Biri-Biri di Hari Raya Kurban
  • Kehidupan Si Kupu-Kupu Malam
  • Sayap-Sayap Patah
  • Kecil-Kecil Jadi Pengantin

Sedangkan bentuk kata ulang sebagian, kata ulang berimbuhan, kata ulang dwipurwa, dan kata ulang perubahan - semua yang sederhananya sudah mengalami perubahan bentuk - hanya ditulis kapital pada huruf pertama kata ulang. Perhatikan pada judul-judul berikut ini:

  • Kapoltabes Surakarta: Gerak-gerik Ibu Korban Mencurigakan
  • Berjalan-jalan di Kota Solo
  • Cerai-berai Negeriku

Baca juga: Kata Ulang Berubah Beraturan

Demikian ulasan kecil ini semoga bisa menjadi bahan pertimbangan bagi admin Kompasiana khususnya dalam 'meralat' dan bagi siapa pun yang berkecimpung dalam dunia tulis menulis. Tulisan yang disajikan dengan kaidah penulisan yang benar tentu akan menambah kualitas tulisan kita.

***
Solo, Rabu, 13 Februari 2019. 12:59
'salam kritis penuh cinta'
Suko Waspodo
suka idea
antologi puisi suko

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun