Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... Dosen - lecturer
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Kebebasan Ekspresi dan Logika dalam Puisi

2 November 2018   20:32 Diperbarui: 2 November 2018   20:53 1014
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: jendelasastra

Puisi merupakan bentuk karya sastra yang menganut kebebasan ekspresi. Ungkapan cinta bisa disampaikan dengan kata-kata manis romantis, kata-kata lucu jenaka, apa adanya terkesan vulgar, atau sedikit satir menyindir.

pada paras kutangkap mendung
gumpalan gulana tak jua purna
meski telah selaksa kidung
coba silih kerisauan dinda ..... (romantis)

andai engkau disini

pasti aku sudah minta dikeroki

atau pijitan manja jari lentikmu

menyentuh nyaman tubuhku ..... (jenaka)

mencumbumu ...
bibirmu merekah indah penuh
kucumbu hangat tuk saling memagut
biarkan menarik keluar hasrat tubuh
dan cinta kita kian bertaut
..... (vulgar)

kudekap bayangan hampa

serta kukecup manis empedu

beribu kali kuucap tahan diri

tetapi kata terkulai tanpa makna ..... (menyindir)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun