Mohon tunggu...
Sonti Soraya Sinaga
Sonti Soraya Sinaga Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

a full time officer, sometimes a traveller

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Danau Toba, Saya Pulang..

20 Januari 2016   14:56 Diperbarui: 20 Januari 2016   15:03 1303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Menikmati keindahan Danau Toba dari Taman Simalem"][/caption]Akhir tahun 2015 yang lalu, seperti biasa saya melakukan perjalanan bersama keluarga. Dan destinasi yang kami pilih adalah sekitaran Danau Toba dan Pulau Samosir lagi. Mungkin memang tempat ini adalah lokasi liburan favorit keluarga saya karena leluhur kami berasal dari sana. Walaupun kami menuju tempat yang sama, namun kali ini kami menggunakan jalur yang berbeda dengan jalur yang pernah kami lalui ketika liburan keluarga di tahun sebelumnya. Menurut mama, sebenarnya kami juga sudah pernah melalui jalur itu ketika kami masih sangat kecil, jadi pasti kami sudah lupa. Lagi pula di jalur yang kami lalui ini ada beberapa destinasi wisata baru yang bagus untuk didatangi.

Berastagi dan Kabanjahe

Kami berangkat sekitar pukul 8 pagi dari kota Medan. Destinasi pertama kami adalah Berastagi. Awalnya kami berencana mendatangi Mikie Holiday di sana, tetapi menurut info yang kami peroleh, pada tanggal kedatangan kami, tempat ini ramai sekali, jadi kami hanya melewatinya. Lewat kota Kabanjahe, kami sempat singgah di sebuah kawasan kebun jeruk (bukan Kebon Jeruk yang di Jakarta Barat itu ya.. hahaha). Kalau di kawasan Puncak Cipanas Bogor atau Lembang Bandung, Jawa Barat, pengunjung bisa mendatangi kebun strawberry dan memetik buahnya sendiri, maka di daerah ini pengunjung bisa memetik buah jeruk langsung dari pohonnya.

Jeruk dari Kabupaten Karo ini adalah favorit saya, rasanya manis dan buahnya segar. Dan memang hasil buah dan sayur dari perkebunan di Kabupaten Karo ini terkenal bagus dan harganya murah sekali, jadi kami tidak pernah lupa untuk membeli buah setiap melewati kawasan tersebut. Sebagian buah yang kami beli itu kami makan di dalam mobil sepanjang perjalanan sebagai camilan, dan sebagian di bawa untuk dijadikan pencuci mulut setelah makan.

Taman Simalem

Sekitar pukul 11.30 kami tiba di Merek. Di sini ada tempat rekreasi yang sangat terkenal bernama Taman Simalem. Tempat ini adalah kawasan wisata yang dikelola swasta dengan luas sekitar 200-an hektar di ketinggian 1.200 mdpl. Saya melihat tempat ini sebagai one stop tourism object and activity. Di dalamnya tersedia penginapan, restoran, pertunjukan music, waterfall, camping point, tracking area, taman bunga, jalur bersepeda, kebun buah, souvenir shop khas Sumatera Utara, dan tentunya dengan pemandangan Danau Toba yang cantik. Saya sudah berkali-kali mendengar cerita tentang indahnya pemandangan Danau Toba di tempat ini, dan akhirnya hari itu saya tiba di sana dan bisa menikmati Danau Toba yang tenang dan indah dari sisi yang baru.

Kami makan siang di sana, dengan menu rumah, yang (seperti biasa) selalu disiapkan mama untuk dibawa selama perjalanan panjang. Ini yang selalu saya senangi ketika liburan bersama keluarga di kampung halaman, makan lesehan dengan menu rumahan yang disiapkan sendiri oleh mama di tempat yang indah, tenang dan sejuk, lalu makan penutupnya selalu adalah buah jeruk yang segar dan manis. Rasanya makanan jadi lebih enak, pemandangan jadi lebih indah, udara lebih cerah dan segar.

Selesai makan siang kami kembali ke Berastagi. Sekitar pukul 5 sore kami tiba di Berastagi. Kami menginap semalam di sana di sebuah vila sewaan di depan Mikie Holiday. Sore itu kami habiskan dengan bercengkerama di ruang tv, bermain bola di taman dan minum teh hangat sambil menonton tv.

Hari kedua liburan kami  menuju Pulau Samosir melalui jalur Merek dan Tele. Kami berangkat sekitar pukul 9 dari Berastagi. Sekitar pukul 11 kami melintasi Sumbul di Kabupaten Dairi. Jalanan di sini berkabut tebal sekali dan sisi jalan yang kami lewati adalah hutan dan jurang. Saya mengira jarak pandang maksimal hanya 10 meter, sehingga kendaraan yang kami tumpangi harus berjalan melambat. Setelah melewati jalanan berkabut itu, kami memasuki kawasan pedesaan yang diisi barisan rumah sederhana, kebun warga, persawahan yang sedang dibajak dengan kerbau. Hari itu adalah hari Minggu, jadi saya juga melihat barisan orang-orang yang berjalan ke gereja dengan pakaian yang rapi dan membawa Alkitab dan buku nyanyian di tangan. Sungguh suatu pemandangan yang sudah lama sekali tidak saya lihat.

Tele

Dan sekitar pukul 12 kami tiba di Tele, dan kami berhenti sebentar di sana. Saya baru tahu di sana ada sebuah menara pandang, karena selama ini yang saya tahu bahwa Tele adalah jalur darat menuju Pulau Samosir yang jalannya berkelok-kelok sekali dengan jurang di salah satu sisinya. Ternyata pemandangan di sini indah sekali. Walaupun mama saya bilang, kami pernah lewat jalan itu ketika masih kecil, tapi saya tidak ingat sama sekali. Jadi saya menganggap itu adalah kali pertama saya melihat pemandangan indah Danau Toba dari Tele.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun