Mohon tunggu...
sonny xavier setiawan
sonny xavier setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Senang mengamati fenomena yang terjadi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pasca Gempa Cianjur, Ini yang Dibutuhkan Warga

20 Februari 2023   16:24 Diperbarui: 20 Februari 2023   16:52 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Gempa bumi adalah fenomena alam yang terjadi ketika terjadi pergerakan tectonic plates di bawah permukaan bumi. Meskipun gempa bumi dapat terjadi di mana saja di dunia, beberapa daerah lebih sering mengalami gempa bumi daripada yang lainnya. Gempa bumi dapat menyebabkan kerusakan pada bangunan, infrastruktur, dan bahkan dapat mengakibatkan kehilangan nyawa.

Gempa bumi dapat terjadi karena beberapa faktor, seperti pergeseran tectonic plates, aktivitas gunung berapi, dan ledakan nuklir. Pergerakan tectonic plates terjadi ketika dua lempeng bumi saling bergerak atau saling memisahkan. Hal ini dapat menghasilkan tekanan yang besar yang kemudian dilepaskan sebagai gempa bumi. Aktivitas gunung berapi juga dapat menyebabkan gempa bumi, karena saat magma bergerak menuju permukaan, tekanan pada batuan di sekitarnya dapat berubah dan menyebabkan gempa bumi. Ledakan nuklir juga dapat menyebabkan gempa bumi, karena ledakan tersebut dapat mengubah tekanan di bawah permukaan bumi.

Gempa bumi memiliki berbagai skala, yang diukur menggunakan skala Richter. Skala ini menunjukkan seberapa besar energi yang dilepaskan oleh gempa bumi. Gempa bumi dengan skala Richter yang lebih besar dapat menyebabkan kerusakan yang lebih parah pada bangunan dan infrastruktur.

Ketika terjadi gempa bumi, banyak faktor yang dapat mempengaruhi seberapa parah dampaknya. Faktor-faktor ini meliputi kedalaman gempa, jarak dari pusat gempa, dan jenis tanah di area yang terkena dampak gempa. Jika gempa terjadi di laut, itu dapat menyebabkan tsunami, yang dapat mengakibatkan kerusakan lebih lanjut.Top of Form

Cianjur merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang terletak di provinsi Jawa Barat. Wilayah ini dikenal memiliki sejumlah aktivitas gempa bumi yang cukup tinggi. Beberapa gempa bumi besar dan merusak juga pernah terjadi di wilayah ini. Gempa bumi yang terjadi di Cianjur ini disebabkan oleh adanya beberapa sesar aktif yang melintasi wilayah ini.

Sesar yang terletak di wilayah Cianjur antara lain Sesar Lembang, Sesar Cimandiri, dan Sesar Bogor. Kegiatan gempa bumi di wilayah ini sering kali disebabkan oleh pergerakan lempeng bumi di wilayah tersebut. Saat terjadi pergerakan lempeng bumi, energi yang terkumpul kemudian dilepaskan secara tiba-tiba dan mengakibatkan getaran pada tanah yang disebut gempa bumi.

Sesar Cimandiri adalah salah satu sesar aktif yang terletak di wilayah Jawa Barat, Indonesia. Sesar ini memiliki panjang sekitar 50 km dan lebar sekitar 10 km. Sesar Cimandiri diketahui telah aktif sejak zaman Pleistosen dan masih aktif hingga saat ini. Sesar ini sering kali dikaitkan dengan aktivitas gempa bumi yang terjadi di daerah Priangan Timur, seperti Bandung dan sekitarnya.

Aktivitas gempa bumi yang terjadi di sekitar Sesar Cimandiri sering kali disebabkan oleh pergerakan lempeng bumi di wilayah tersebut. Sesar Cimandiri sendiri merupakan sesar naik yang terbentuk akibat adanya tekanan yang timbul akibat pergerakan lempeng bumi di wilayah Jawa Barat. Ketika tekanan ini dilepaskan, maka akan terjadi gempa bumi yang dapat berdampak pada lingkungan dan masyarakat sekitarnya.

Gempa yang melanda Cianjur pada 21 November tahun lalu, masih meninggalkan jejak yang membekas bagi masyarakatnya bahkan masyarakat luas.

Gempa yang terjadi pada waktu itu, merusak rumah-rumah warga dan fasilitas umumnya karena besarnya magnitudo dan gempa susulan yang terus terjadi. Sampai saat ini, beberapa masyarakat Cianjur masih belum memiliki hunian secara permanen, banyak dari mereka yang mendirikan hunian sementara yang terbuat dari terpal.

Seperti disaerah Desa. Sarampad Kecamatan. Cugenang, Rw 01 mayoritas warga tidak memiliki hunian yang layak, beberapa bahkan tinggal dalam tenda. Warga setempat mengaku bahwasannya masih belum mampu untuk membangun kembali hunian layak huni, hal ini karena belum turunnya bantuan untuk membuat hunian permanen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun