Mohon tunggu...
sonny xavier setiawan
sonny xavier setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Senang mengamati fenomena yang terjadi

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kerusuhan Suporter dan Tindakan Represif Aparat

2 Oktober 2022   16:17 Diperbarui: 2 Oktober 2022   16:23 554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kronologi

Pada tanggal 1 Oktober 2022, pertandingan liga 1 antara Arema FC melawan Persebaya dilaksanakan di stadion Kanjuruhan, hasil dari pertandingan tersebut dimenangkan oleh Persebaya dengan skor 3-2. 

Setelah pertandingan selesai tim Persebaya langsung meninggalkan lapangan karena untuk menjaga kondusifitas suporter. Rivalitas kedua suporter tim ini sudah berlangsung sejak lama, oleh sebab itu suporter Persebaya atau Bonek dilarang datang langsung ke stadion Kanjuruhan.

Setelah peluit panjang dibunyikan yang menandakan pertandingan telah usai, kondisi masih aman dan tim Arema masih dilapangan untuk melakukan ucapan terima kasih kepada para suporternya, hal ini masih berjalan kondusif bahkan beberapa suporter mendatangi kapten tim. 

Setelah itu beberapa suporter lainnya ikut turun ke lapangan dan tim Arema segera diamankan karena sudah terjadi pelemparan botol, kericuhanpun tidak bisa dielakan. 

Sebagian suporter turun ke lapangan dan melakukan aksi anarkis sehinggan mulai banyak suporter lainnya yang ikut turun ke ke lapangan, aparat keamanan yang kalah jumlah pun tak bisa membendung lagi kericuhan karena semakin banyak suporter yang turun ke lapangan dan kelakukan anarkisme terhadap aparat.

Karena tindakan anarkis dari oknum suporter tersebut, akhirnya polisi melakukan tindakan represif dengan menembakan gas air mata, kemudian hal ini yang membuat keadaan semakin kacau karena polisi menembakan gas air maka ke dalam tribun, dimana didalam tribun tersebut memiliki ruang gerak yang sempit karena posisi yang berundak kemudian suporter yang ada di tribun panik dan kondisi tersebut menjadi chaos.

Tindakan Represif Aparat

Setelah kekacauan terjadi dan polisi menembakan gas air mata ke dalam tribun, menyebabkan penonton yang ada di tribun panik sehingga kondisi pada saat itu menjadi kacau dan orang-orang berusaha keluar, bahkan hal ini menyebabkan suporter lainnya terinjak-injak karena kepanikan tersebut. 

Gas air mata yang ditembakan oleh polisi menyebabkan sesak nafas dan mata perih, selain itu suporter yang sudah lelah dan sesak ditambah panik menyebabkan beberapa tidak kuat berlari sehingga terinjak-injak oleh suporter lainnya, kejadian sangat memprihatinkan. 

Melansir dari sebuah video yang posting oleh akun Twitter bernama @Bimantara25 yang memperlihatkan bagaimana kepanikan yang dialami oleh suporter yang berada di tribun karena gas air mata tersebut, kekacauan terjadi karena mereka berusaha untuk keluar, dalam video tersebut juga terdengar beberapa suporter batuk-batuk dan sesak akibat gas air mata tersebut dan diantara mereka juga ada yang memaki polisi.

Dalam hal ini, gas air mata yang ditembakan aparat kepolisian menyebabkan rasa panas dan iritasi pada mata, sesak pada paru-paru atau radang pada paru-paru, batuk dan bersin serta disorientasi pada orang yang terkena gas tersebut. 

Dalam kejadian ini, salah satu penyebab kematian suporter karena gas air mata adalah kepanikan yang membuat sesak nafas dan menghirup gas air mata secara berlebihan karena kepanikan tersebut. 

Selain itu, tribun tersebut bukan ruang terbuka yang luas dimana gas air mata tersebut akan mengalami penguapan yang cukup lama sehingga gas tersebut terhirup banyak oleh suporter karena ruangannya yang tidak terbuka luas.

Korban Jiwa

Perhari ini tanggal 2 Oktober 2022, Dinkes kab. Malang menyampaikan sejumlah 182 korban jiwa meninggal dunia karena peristiwa mengerikan ini kemudian puluhan lainnya masih dirawat. 

Rekapitulasi korban masih terus dilaksanakan, dari hasil yang sudah didapat rentan korban meninggal dunia rata rata berusia 17 sampai 22 tahun. Hal ini tentu saja menjadi catatan hitam bagi persepak bolaan Indonesia, karena menjadi tragedi yang paling memilukan dengan korban sebanyak itu. 

Bukan hanya media Indonesia saja yang menyorot tragedi, melainkan dari berbagai negara dan media Internasional seperti dari media besar yaitu The New York Times, Al Jazeera dan media internasional lainnya. 

Tragedi memilukan ini juga penjadi sorotan club-club besar dunia, mereka mengucapkan bela sungkawa atas terjadinya tragedi ini, seperti postingan dari akun twitter official Barcelona, Manchester United, Arsenal dan juga club-club besar lainnya.

Tragedi ini menjadi sorotan dunia karena banyaknya korban yang meninggal, bahkan menurut beberapa sumber ini menjadi tragedi dengan korban banyak kedua di dunia setelah tragedi Estadio  Nacionsl Disaster, Lima, Peru yang menyebabkan 328 korban meninggal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun