Selain itu, yang menarik dari gunung Blego ialah adanya sebuah kawah mati yang menyerupai telaga tanpa air.
Masyarakat setempat menyebut telaga tersebut dengan sebutan telaga Wurung, karena tidak memiliki sumber air.
Kawah gunung yang panjangnya lebih kurang 800 meter, oleh masyarakat setempat digunakan sebagai lahan pertanian dengan mengandalkan tadah air hujan.
Lahan tersebut dimanfaatkan untuk ditanami tanaman Palawija, seperti jagung, kacang, kedelai, dan tanaman lainnya.
Sebagai informasi, di puncak gunung Blego juga biasa dilaksanakan event lomba Paralayang.***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI