Mohon tunggu...
Sofia Amalia
Sofia Amalia Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Guru PAUD yang kadang nulis, kadang nganggur.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dengan Memori, hingga Menjadi Ahli

25 Februari 2020   11:21 Diperbarui: 25 Februari 2020   11:35 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masih ingat dengan pebasket legendaris "Kobe Bryant"?, pencinta basket tentunya tidak asing lagi. Bahkan, ada yang berangan-angan "Seandainya aku ahli dalam bermain basket seperti Kobe Bryant". Jika anda bukan pencinta basket, bayangkan hal yang  anda sukai dan bagaimana jika anda menjadi ahli dalam hal tersebut. Tentunya sangat menyenangkan.

Menjadi ahli dalam bidang yang sedang ditekuni tentu menjadi dambaan setiap orang, begitupun dengan saya. Segala macam cara dilakukan agar meraih predikat "Ahli", ada yang berlomba menempuh pendidikan formal, hingga berburu jutaan pengalaman di lapangan. Karena menjadi "ahli" bukan perkara mudah layaknya penyajian mie instant. Lalu bagaimanakah caranya?

Bukan berniat menggurui atau mengganggap diri "sudah ahli", disini saya hanya akan menyalurkan apa yang sudah saya baca. Dengan harapan "Semoga bermanfaat untuk kita semua"

 Seorang psikolog dunia, John W. Santrock, mengemasnya dalam "Pengetahuan dan Keahlian" (dari bukunya "Perkembangan Anak", Edisi Kesebelas: Jilid 1). Mengapa seorang ahli mampu menyelesaikan sesuatu dengan mudah dibandingkan dengan orang yang lebih "awam"?

Nasional Reserch Council (1999) mengungkap pertanyaan tersebut. Seseorang yang ahli lebih "kompeten" dalam tiga hal.

Mampu mendeteksi makna dari sebuah informasi

Orang yang ahli, cakap dalam menyaring makna dari sebuah informasi. Apalagi informasi tersebut berkenaan dengan bidang yang sangat ia tekuni. Informasi-informasi yang bermakna akan disimpan di dalam memori menjadi pengetahuan baru yang akan digunakan kemudian hari. Selain itu, umumnya para ahli memiliki ingatan superior (daya ingat yang baik) dalam bidang yang mereka "minati".

Mengumpulkan dan mengorganisasikan  pengetahuan dalam suatu cara agar lebih mudah dalam memahami sebuah topik

Teknik ini disebut sebagai Chunking, dimana orang akan mencari cara agar berbagai pengetahuan yang sudah ia kumpul dapat dipahami dengan mudah. Setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam hal ini, dikarenakan tingkat pemahaman semua orang berbeda-beda. Contoh sederhananya dapat kita lihat ketika siswa di taman kanak-kanak belajar tentang huruf dan angka. 

Ketika disuruh untuk menghafal semua huruf yang ada, tentunya mereka akan merasa kesulitan. Hal berbeda akan terjadi jika guru mengajarkan dengan memasukan kumpulan-kumpulan huruf kedalam sebuah lagu yang sederhana. Tentu anak-anak dengan mudah mengingat urutan-urutan huruf dalam lagu.

Mudah mengambil kembali aspek penting pengetahuan dari memori

Ketika sedang memecahkan suatu masalah, kita akan mengambil kembali pengetahuan-pengetahuan yang sudah dikumpul sebelumnya. Orang yang ahli akan mudah mengambil kembali pengetahuan-pengetahuan tersebut, dikarenakan mereka sudah mengorganisasikannya informasi sebagaimana yang sudah dijelaskan sebelumnya.

Contohnya siswa di taman kanak-kanak tadi, ketika ditanyakan kembali mengenai huruf yang sudah mereka pelajari, mereka akan lebih mudah menjawabnya. Hal ini dikarenaka mereka akan langsung mengingat lagu yang sudah diajarkan sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun