Humaniora  |  *Terjebak dalam Pusaran Distraksi: Ketika Hidup Tak Punya Prioritas*
Artikel inspiratif, reflektif & motivatif
DikToko
(Soetiyastoko)
Bayangkan seorang pelaut yang berlayar tanpa tujuan. Ia membiarkan angin dan arus membawanya ke mana saja.
Terkadang ia melihat pulau yang indah di kejauhan, lalu mengubah haluan. Esoknya, ia mendengar cerita tentang harta karun di seberang, dan kembali berbelok arah.
Bertahun-tahun berlalu, kapalnya penuh dengan bermacam-macam barang temuannya yang tak berharga, namun *ia tak pernah sampai ke satu destinasi pun*.
Bahan bakar dan persediaannya habis, tenaganya terkuras, dan akhirnya ia terombang-ambing di lautan luas, penuh penyesalan.
Inilah metafora dari kehidupan seorang manusia---sebut saja Andi---yang gagal berkembang karena terdistraksi oleh segala yang dilihat dan didengarnya.
Hidup dalam Pusaran "Ingin"
Andi adalah seorang yang *cerdas dan penuh energi. Namun, energinya tersebar tanpa arah*.
Setiap kali membuka media sosial, ia melihat temannya berlibur ke Eropa.
Seketika, muncul keinginan untuk bekerja keras demi liburan mewah.
Keesokan harinya, ia menghadiri seminar tentang startup dan langsung tergiur untuk menjadi pengusaha sukses.
Lalu, ia melihat iklan kursus online dan langsung mendaftar, padahal tidak ada kaitannya dengan bidang kerjanya saat ini.
Hidup Andi adalah kumpulan dari "ingin tahu", "ingin mencoba", dan "ingin memiliki" yang bersifat sementara.
Usaha dan energinya tidak pernah fokus pada satu titik.