Cerpen  |  *Pesan Gaib dari Sepertiga Malam*
"Doa tahajud menyingkap tirai gaib Mbah Sugiyem."
Cerpen disisip parenting kuno yang tetap relevan .
_DikToko_
_(Soetiyastoko)_
Sekali waktu ada nuansa *mencekam* yang melukisi dinding suasana malam: kemunculan Gendruwo Ijo yang menyeramkan, suara-suara aneh, bau anyir, dan ketegangan batin anak-mantu-cucu.  Begitu cerita turun temurun warga, di dusun tanpa kemeriahan. Kecuali suara anak-anak dikala siang atau beduk yang ditabuh  --mengajak sujud.
*Bahasa Terima Kasih di Tepi Kali Brantas*
Di Desa Kemiri  -selatan Kota Kepanjen, di kaki Gunung Semeru, kali Brantas mengalir laksana urat nadi yang tak pernah letih. Siang hari, desa itu tampak tenang: sawah terhampar hijau, suara burung bersahutan, dan anak-anak berlarian di pematang seperti laron mengejar cahaya.
Namun, malam di desa berbeda. Ketika kabut turun, angin dari hutan bambu berdesir aneh. Kadang terdengar lengking lolongan anjing bersahut-sahutan, seakan memperingatkan ada sesuatu yang tak kasat mata.
Di rumah kayu yang sederhana, Â *Mbah Sugiyem*, sang nenek, hidup bersama anak, menantu, dan cucu-cucunya. Ia masih belajar menjadi nenek yang sabar. Namun, kebiasaan lamanya sulit hilang: memberi perintah dengan suara tegas.
"Bunari, ayo makan yang banyak, biar sehat. Mandi sana, biar ganteng. Jangan jajan es, nanti sakit tenggorokan. Mainannya dibagi, jangan nakal. Salim dulu, ayo kiss bye."