*Terima kasih untuk Ibu yang selalu ada.
*Terima kasih untuk udara pagi yang sejuk.
*Terima kasih Yaa Allah untuk segala nikmat  karunia-Mu.
Ia mulai membaca buku-buku positif dan mendengar kisah orang-orang yang bangkit dari keterpurukan. Ia juga mencari teman-teman baru yang mendukung pertumbuhannya.
Perubahan itu tidak instan, tetapi terasa. Raut wajahnya lebih cerah, langkahnya lebih ringan.
Suatu sore, Ibu menatapnya sambil tersenyum. "Ibu senang melihat kamu seperti ini. Kamu tampak lebih bahagia, Jef."
Jefry tersenyum. "Iya, Bu. Rasanya seperti baru keluar dari penjara."
Ibu mengangguk. "Penjara itu ada di pikiranmu sendiri. Dan kamu sudah menemukan kuncinya."
*Tahun Baru, Cerita Baru*
Nanti, saat Desember tiba. Di meja Jefry, akan dia pastikan --ada kertas baru: daftar impian yang ia tulis dengan tenang, bukan dengan terburu-buru.
Ia menatap kalender dan tersenyum. Tahun ini belum berakhir. Ia mungkin belum mencapai semuanya, tapi ia sudah menaklukkan musuh terbesar---dirinya sendiri.