Langkahnya terhenti di pertigaan ujung jalan ketika melihat seorang bapak tua membawa karung besar berisi barang bekas. Bapak itu mengenakan sandal lusuh yang sangat mirip dengan miliknya.
"Pak, tunggu sebentar!" Bruno memanggil.
Bapak itu berhenti dan menoleh. "Iya, ada apa, Pak Haji?"
Bruno menatap sandal di kaki bapak itu. "Sandal itu... dari mana kamu mendapatkannya?"
Bapak itu tersenyum. "Oh, ini saya temukan tadi pagi di dekat tong sampah dekat Pos Kamling. Sepertinya sudah tidak ada yang punya, jadi saya pakai."
"Bawa sini, saya lihat!", teriaknya Bruno. Â Bengis.
"Maaf Pak, kalau itu punya Bapak" Â , pemulung itu menyerahkan sandalnya, lalu segera pergi menjauhi.
Bruno masih memegang sandal itu. Ingin menggerutu  tapi tak mampu.
Bruno terdiam, merasa dunia seolah memberi pelajaran keras kepadanya. Ia baru sadar, betapa tidak pentingnya semua keributan tadi di masjid. Termasuk sikapnya ke pemulung yang meninggalkannya sambil bersiul.
Bruno Salim, pagi itu, benar-benar kalah dengan egonya. Sandal yang dipegangnya ternyata bau kotoran kucing !
Bah ! Selalu ada alasan untuk marah !