Mohon tunggu...
Suta Wreda
Suta Wreda Mohon Tunggu... -

(QS 103) - saling berpesan dalam kebenaran dan dalam kesabaran."

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

(Nabi) Muhammad Sebagai Manusia Biasa

26 Desember 2015   19:37 Diperbarui: 26 Desember 2015   19:37 695
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Muhammad  bin Abdullah konon dilahirkan pada  tanggal 12 Rabiulawal “tahun Gajah” (?)  atau 20 April 571 Masehi.  Oleh ummatnya diimani sebagai Nabi SAW  yang menerima wahyu dan sebagai Rasul utusan-Nya. Tetapi lebih dari itu beliau adalah seorang manusia biasa yang tunduk kepada “sunnatullah” hukum semesta sebab-akibat.

 

 (18:110).  Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".

 

Arti ayat tersebut dan banyak ayat lain ihwal Muhammad sebenarnya sangat jelas artinya.

 

Beliau tidak dianugerahi mukjizat apapun selain wahyu risalah “al Quran”. Juga tidak memiliki keajaiban-keajiban seperti tongkat Musa, tidak mempan dibakar, atau lainnya. Tetapi beliau memang seorang manusia teladan dalam banyak segi kehidupan, seperti firman dalam Al Quran:

 

(6:50).  Katakanlah: Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Katakanlah: "Apakah sama orang yang buta dengan yang melihat?" Maka apakah kamu tidak memikirkan(nya)?"

 

(33:21).  Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun