Mohon tunggu...
Surya Rianto
Surya Rianto Mohon Tunggu... Jurnalis - Blogger, Jurnalis Ekonomi, Pecinta Badminton, dan Anime

Blogger, Jurnalis Ekonomi, Pecinta Badminton, Penggemar Anime dan Dorama Jepang.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Barter Skema Perdagangan Kuno yang Jadi Primadona Saat Krisis Ekonomi

8 Desember 2021   22:09 Diperbarui: 8 Desember 2021   22:17 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi barter sapi dengan nasi./ Suryarianto.id

Namun, dia tidak dibayar dengan uang, melainkan laptop, suku cadang komputer, dan barang bekas lainnya. Hal itu dilakukan agar dia bisa tetap mendapatkan pelanggan yang juga ekonominya lagi sulit.

Selain Giesler ada juga Rietsch, yang jam kerjanya dipotong akibat resesi. Dengan pemotongan jam kerja, pendapatan Rietsch sebagai pekerja juga berkurang. Padahal, dia lagi butuh uang untuk merayakan natal bersama anaknya.

Akhirnya, Rietsch menawarkan jasa illustrasi gambar. Dia mendapatkan klien keluarga yang mau digambar. Bayarannya bukan uang, melainkan DVD game Guitar Hero, yang dijadikannya sebagai kado natal untuk anaknya/

Profesor Universitas John Hopkins Roger Staiger menilai skema barter memang berkembang saat masa-masa sulit seperti resesi.

"Bahkan, saya juga mengalami tingginya minat barter ketika pengembang properti di Denver minto tolong untuk strategi restrukturisasi kredit" ujarnya

Waktu itu Staiger tidak dibayar dengan uang atas jasanya, tetapi voucher jalan-jalan naik ski di Colorado. Bonusnya, pengembang itu juga membayar dengan jasa desain web untuk istrinya.

Barter adalah bagian dari skema keuangan bawah tanah yang tidak berkontribusi untuk pertumbuhan ekonomi, tetapi sangat menolong masyarakat saat masa sulit.

Apakah kamu pernah melakukan transaksi barter tanpa sadar?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun