Mohon tunggu...
Soemarda Paranggana
Soemarda Paranggana Mohon Tunggu... Freelancer - Lahir di Bangkal Sumenep Madura1987. Menulis puisi, cerita pendek, dan esai dalam bahasa Indonesia dan Madura. Mengelola situs di http://sastramadura.wordpress.com

"Katakan yang harus dikatakan sebelum dikatakan lain oleh kepentingan-kepentingan"

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi dan Kopi

26 Mei 2019   21:08 Diperbarui: 29 Mei 2019   01:29 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

KOPI BARANGKALI

Kopiku adalah kopi barangkali
Kopimu juga kopi barangkali

Kopi kita adalah kopi saling sangka
Berapa kadar sepi dan
Bubuk sunyi mesti diaduk
Untuk satu gelas puisi

Manakah di antara
Pekat kata paling mendidih. Sehingga
Di meja malam: puisi dan kopi
Antara duka dan doa lalu saling
Meneteskan airmata.

Oktober 2016 - Juli 2018

KOPI MARATHON

pagi sekali kopi
di meja berlari. mengejar
hitamnya sendiri. dan air di sekujur tubuhnya
bergoncangan. basahi teras puisi

dalam keadaan berlari
ia bernyanyi

begitu cepat ia berlalu dan pergi
meninggalkan gegas doa, larik-larik mimpi
dan sulur-sulur cahaya pagi
menyusuri jalan-jalan setapak, lereng pegunungan,
hijau kelon pepohonan dan
semak-semak belukar.
seperti pekat, sebagaimana nikmat yang
berkali-kali tuhan anugerahkan
kepadanya

dalam keadaan berlari
ia terus bernyanyi

menyentuh lubuk-lubuk desa, ruang-ruang warung,
rumah-rumah tua, gubuk-gubuk sawah
dan kafe-kafe kecil di sepanjang kota-kota
megapolitan. dengan cinta,
ikhlas, dan terus bersemi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun