Polemik soal keaslian Ijazah sarjana mantan presiden ke-7 RI Ir. Joko Widodo masih terus saja bergulir sampai detik ini.Â
Media-media mainstream nasional baik cetak maupun elektronik tidak mau ketinggalan juga ikut mengulas dan mengabarkan soal polemik isu ijazah palsu Jokowi ini.
Bahkan salah satu stasiun tv berita swasta nasional sampai-sampai mengangkat topik soal ijazah palsu Jokowi ini hingga beberapa episode dalam sebuah program acara dialog yang dipandu oleh salah satu presenter tv berita ternama.
Sebagaimana diketahui isu ijazah palsu Jokowi ini menempatkan tiga sosok figur utama yang direpresentasikan sebagai kelompok masyarakat yang meragukan keaslian ijazah Jokowi.Â
Mereka yakni mantan menteri pemuda dan olahraga era presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang juga ahli telematika Roy Suryo, akademisi dan peneliti Rismon Sianipar serta pegiat media sosial Tifauzia Tyassuma atau yang lebih dikenal dengan panggilan dr. Tifa.
Masyarakat Indonesia pun terbelah menyikapi soal isu Ijazah palsu Jokowi ini. Sebagian besar masyarakat tidak mempercayai isu bahwa ijazah Jokowi palsu, sebaliknya tidak sedikit pula yang meyakini bahwa ijazah milik Jokowi memang diragukan keasliannya.
Pihak yang meyakini bahwa ijazah Jokowi asli beralasan bahwa jika memang benar ijazah Jokowi palsu maka hal tersebut pasti sudah terdeteksi sejak lama oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia mangingat Jokowi telah beberapa kali mengikuti pemilihan kepala daerah sebelum akhirnya dua kali memenangi pemilihan presiden dan terpilih menjadi presiden RI ke-7 yakni pada pilpres 2014 dan 2019.
Selain itu, keaslian Ijazah Jokowi juga telah diakui oleh universitas tempat beliau mengenyam pendidikan tinggi yakni Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogyakarta, serta diperkuat dengan hasil penyelidikan dan uji forensik yang dilakukan oleh Bareskrim Polri yang juga menegaskan bahwa dokumen ijazah milik Jokowi adalah asli dan sah.
Disisi lain pihak yang menuding bahwa ijazah Jokowi adalah palsu berargumen bahwa lembar pengesahan ijazah dan sampul skripsi Jokowi menggunakan font time new roman yang menurut mereka jenis font tersebut belum ada di era tahun 1980-an hingga 1990-an.
Perdebatan yang Kontraproduktif