Mohon tunggu...
Sultoni
Sultoni Mohon Tunggu... Freelancer - Pengamat Politik dan Kebijakan Publik AMATIRAN yang Suka Bola dan Traveling

Penulis lepas yang memiliki ketertarikan pada isu-isu sosial politik, kebijakan publik, bola dan traveling

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Beras dan Kerisauan akan Masa Depannya

1 Februari 2023   21:51 Diperbarui: 3 Februari 2023   01:13 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Poskota.co.id

Coba kita tanyakan pada orang-orang tua disekitar kita yang hari ini menjadi petani, apakah mereka  mempunyai cita-cita untuk menjadikan anak-anak mereka sebagai petani seperti mereka juga?

Rasa-rasanya seribu banding satu jika ada petani yang berkeinginan agar kelak anak-anaknya juga bisa menjadi petani seperti dirinya.

Mayoritas petani menginginkan anak-anaknya kelak tidak menjadi petani seperti dirinya karena menganggap menjadi seorang petani itu adalah sebuah profesi kelas rendahan yang tidak menjanjikan untuk masa depan.

Jadi, mindset sang petani sendiri seolah insecure dengan profesi mulia yang selama ini mereka geluti.

Kesalahan mindset diatas mungkin tidak 100 persen karena salah dari petani sendiri, bisa jadi memang selama ini para petani lebih banyak tekornya dari pada untungnya selama bertani sehingga penghasilan yang mereka dapatkan hanya pas-pasan untuk menyambung hidup sehari-hari.

Skill yang tidak memadai, biaya produksi yang semakin mahal, dukungan dan perhatian yang kurang dari pemerintah mungkin yang menyebabkan penghasilan mereka dari bertani sedemikian rupa, sehingga akhirnya wajar saja kalau si petaninya sendiri insecure dengan profesi yang mereka geluti.

Selanjutnya kita lihat didunia pendidikan, khususnya diperguruan tinggi yang mempunyai jurusan fakultas pertanian, berapa persen mahasiswa/mahasiswi lulusan dari jurusan pertanian yang mempunyai keinginan untuk terjun langsung ke dunia pertanian saat selesai menempuh pendidikan? Penulis rasa angkanya tidak akan mencapai 5 persen.

Mayoritas mahasiswa/mahasiswi lulusan jurusan pertanian akan merasa lebih suka dan pede jika sudah menyandang status sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau karyawan perusahaan swasta dibandingkan terjun langsung ke sawah dengan menjadi petani.

Gengsi, takut kotor, takut hitam karena sengatan sinar matahari serta anggapan bahwa menjadi petani tidak prospektif untuk masa depan mungkin adalah beberapa hal yang menjadi alasannya.

Sungguh sangat disayangkan, profesi semulia menjadi seorang petani yang telah berjasa besar mengenyangkan perut jutaan masyarakat direpublik ini, image dan stigmanya sudah sebegitu buruknya bukan hanya dimata para generasi muda tapi juga bagi sang petaninya sendiri.

Harus diakui memang, mayoritas masyarakat Indonesia yang berprofesi sebagai petani hari ini hidupnya harus berkubang dalam kemiskinan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun