Mohon tunggu...
Sulcha Fitria
Sulcha Fitria Mohon Tunggu... -

Mahasiswi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini gemar menuangkan rasa dan pikirannya melalui goresan-goresan pena. Baginya, merangkai kata adalah aktivitas paling asyik, terutama tatkala tidak ada aktivias fisik.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

My Prince,,,

26 November 2011   02:25 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:11 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Assalamu’alaikum temen-temen....”, seorang cowok item bin krempeng berdiri di depan kelas. Namanya Nawawi, ketua kelas kebanggaan XI IPA 2.
“Waalaikumsalam...”, serentak penghuni XI IPA 2 menghentikan aktivitasnya demi mendengarkan sang ketua kelas. Ntu-lah manusia, punya kelebihan dan kekurangan. Meskipun item bin krempeng tetapi dia bijak dan tegas.
“Temen-temen sekalian, sehubungan dengan Harlah sekolah kita yang ke-57 maka akan diadakan serangkaian lomba antar kelas. Ada lomba kaligrafi, telling story, taqdimul qishoh, bikin puisi, banjari, mading 3 dimensi, menghias kelas, memasak, mengarang cerpen, dan lomba terbaru Prince n Princess sekolah. Jadi gimana ne temen-temen untuk perwakilan kelas kita??? Ada yang mau mengajukan diri??”. Nawawi memandang satu demi satu anak buahnya. Lima menit telah lewat tetapi tidak ada yang mengajukan diri. Akhirnya sang ketua kelas ambil tindakan, dengan alasan demi nama baik dan prestasi kelas, dia memilih secara sepihak peserta untuk tiap bidang perlombaan. Dan sialnya pilihan sang ketua disetujui oleh semua anak buahnya yang tidak lain adalah temen-temenku sendiri.
“Nggak.. aku nggak mau ikut. Please ya jangan aku, aku nggak bisa... sumpeh dagh”. Aku berusaha keras meyakinkan temen-temen supaya tidak menjadikan aku duta kelas untuk mengikuti lomba gila ntu.
“Ayolah Cha... kami yakin kamu pasti bisa.” Kata Diva, sahabat dekatku.
“Iya.. aku yakin kamu pasti bisa. Kami percaya padamu Cha... makasih ya..”, dengan wajah tanpa dosa Nawawi mengedipkan mata lalu ngeloyor pergi. Ya robb... aku harus gimana ne.
“Tenang Neng, kita pasti bantu koq. Iya nggak???”, temen-temen yang satu pesantren denganku berusaha menghidupkan semangatku. Tetapi tetep aja aku nggak semangat. Gila aja aku disuruh ikut lomba Prince & Princess. Huaaaa.... aku harus bagaimana???? Eh terus siapa yang jadi Prince-nya??? Heheheh moga aja si Ilham, dia kan cakep, lumayan kan kalau bisa bersanding dengannya. Ganteng, keren, cool.. perfect banget buat jadi pacar. Ups, tetapi kan statusku masih santri, dilarang pacaran. Hohoho.
¥  ¥  ¥
Ya robb,,,, deg-degan banget ne. Besok babak penyisihan Prince & Princess. Gimana nasibku??. Huagggh, daripada mikirin ntu, lebih baik aku ngitung pendapatan hari ne. Inilah aku, santri baru yang uda mendapat jabatan sebagai pengurus koperasi. Sebenarnya ne jabatan bukan hasil seleksi wal pertimbangan pengasuh tetapi gara-garanya adalah nggak ada yang mau ngurus koperasi, padahal ne koperasi penting banget buat kelangsungan hidup para santri. Hohoho lebay.com. tetapi memang ntu-lah faktannya. Dan beginilah tugas harianku, jaga koperasi pagi,siang, sore dan malam. Koperasinya nggak dibuka terus tetapi pada jam-jam tertentu aja coz aku dan pengurus koperasi lainnya harus sekolah.
“Neng....”, Faizah dan Fahim masuk ke tempat dinasku. Hehehe tak apalah sok jadi wanita karier.
“Kenapa cint??”, ku tutup buku pembukuan koperasi. Ku sodorkan tempat duduk kepada mereka berdua. Wah kayaknya dua temenku yang tomboy ne punya rencana serius buat aku. Mereka memberikan gaun kombinasi warna merah dan putih kepadaku. Tak ketinggalan sebuah bergo pendek berwarna putih dan jilbab segiempat berbahan sutra dengan warna merah.
“Apa-apaan ini?”,
“Kostum buat besok neng...hehehe”, Fahim menyodorkan gaun dan jilbab itu ke tanganku.
“Tenang neng, besok kita cariin make upper. Kita juga bakal nemenin pean ampe akhir koq. Yawest neng, kita mau ngaji dulu.” Faiz menarik tangan Fahim keluar dari koperasi. Yadagh, aku sendirian ne, tak apalah aku lanjutin ngitung pemasukan hari ne baru balik ke kamar.
Hufth, aku harus bagaimana besok?? Beneran dagh, males banget ikut gini-ginian. Ntar kalau pengasuh tahu aku ikut lomba ntu, aku bakal diapakan... ah jangan-jangan aku kena ta’zir. Kira-kira apa ya? Bersihkan mirhadl, mencuci karpet, membaca ya lathif 1000x atau apa ya... wah jangan-jangan dijemur or disiram air comberan... nggak mau,,,,, kalau nggak demi kelas, aku nggak bakal mau. Hufth. Eh, tetapi siapa pasanganku mewakili kelas, koq ampe sekarang aku nggak tahu sich.. tanya ke temen-temen juga nggak ada yang tahu. Mau tanya ke temen-temen cowok, oh nggak-lah tengsin bozzz..
Semalaman aku nggak bisa tidur membayangkan apa yang akan terjadi besok. Gimana berlenggak-lenggok di atas panggung, menjawab pertanyaan, waduch kayak ikut miss universe aja... hohohohohoho. Yadagh, nggak bakalan selesae ne bencana sebelum dilewati, tidur aja-lah daripada gundah mikirin besok.
¥  ¥  ¥
“Ayo neng, nak-nak uda nunggu.” Diva jengkel melihatku lemot abiz. Aku emang sengaja ne, berharap siapa tahu ntu perlombaan diba-tal-kan. Tetapi apa daya jika takdir berkata lain. Hohoho
“Ayo neng.... cepetan!!!!!!”
“Iya, ne masih ngikat tali sepatu. Hehehehe.” Tanpa ba-bi-bu, Diva menarik tanganku dengan keras. Menyeretku agar berjalan secepat mungkin ke sekolah. Ampun ne anak, kecil-kecil tetapi tenaganya kayak kuda.
“Kasian nak-nak neng, mereka uda lama nunggu. Pean ce mandi lama banget, abiz berapa botol lulurnya???” sambil ngomel-ngomel, Diva masih saja menarikku sepanjang jalan. Malu dong ma orang-orang di jalan, kesannya aku ne anak kecil yang dipaksa emaknya pulang ke rumah.
“Aku nggak siap non, aku ndredeg, nanti aku harus gimana hayoo???” ku moncongkan aja bibir seksiku.hohohoho
“Sssssttttttt, diem. Yuk cepetan jalannya”. Huaaaa, nggregetno ne anak tetapi emang beginilah perwujudan sahabatku yang satu ne. OMG, gerbang sekolah udah tampak di depan mata. Pengeng pingsan rasanya.
Dari kejauhan, Faiz dan Fahim melambaikan tangannya memanggil kami.
“Cepetan neng.....” sekarang ganti Faiz yang menyeretku. Lepas dari cengkraman harimau masuk ke mulut buaya, yadagh.... Faiz membawaku ke ruang kesehatan. Betapa kagetnya diriku, Bu Syamsiah, guru PPL bhs.inggris telah menanti dengan peralatan make up lengkap di tangannya.
“Cepetan ganti baju dulu. 20 menit lagi perlombaannya dimulai.” Kata bu Syam dengan lembut dan senyumnya ntu lho,,, manis banget. Nggak kelihatan kalau ne ibu uda beranak satu.
“Baik bu...”. Aku segera pergi ke kamar mandi untuk ganti baju. OMG, kayaknya nggak banget aku pake’ baju ne. Tetapi aku nggak bawa baju lagi, masak aku pake seragam sekolah ce???? Lagi-lagi terpaksa.
“Bu... nggak PD pke baju ne. Pantatnya kelihatan, nggak da tutupnya.”
“Hahahah. Namanya juga jubah, malah lucu donk kalau jubah tetapi di bagian pantatnya diberi kain lagi buat tutup. Uda nggak apa-apa... ayo sini, ibu make over wajah kamu”. Aku duduk di depan Bu Syam, menikmati setiap olesan lembut tangan beliau.
“Bu, tolong jangan terlalu tebal ya make up-nya,,,”
“Iya sayang,, tenang aja. Ne minimalis koq.”
“Okke uda beres. Terus siapa ne yang akan menghias kerudungnya?? Fahim....” Fahim segera masuk ke dalam mendengar panggilan  Bu Syam.
“Uda Bu?? Wah Icha cakep banget, mantapp.... Winda,,, cepet masuk!!! Ne sekarang tugas kamu, masang jilbabnya.” Winda masuk dengan senyum centilnya.
“Wah mba’ Icha cakep banget...sini  mba’. Aku bikin makin cantik lagi, heheheh.” Winda mengutak-atik kerudungku dengan tangkas. Hingga akhirnya terbentuklah hiasan cantik di kepalaku.
“Uda ne??? Eh aku masih penasaran siapa wakil kelas kita yang cowok??”
“Ada dech,,,,, ntar pean bakal tahu sendiri koq. Heheheh, ayuk turun... uda dipanggil ntu pesertanya.”
Waduch jantungku tambah kenceng aja berdetak, kayak tabuhan genderang mau perang. Ups, kayaknya masih ada yang kurang ne dari penampilanku. Apa ya??? Aduch koq nggak enak banget perasaanku, apalagi dari tadi lewat di depan kakak kelas pada ngetawain aku. Tetapi apa yang salah dengan penampilanku? Kerudung tertutup, baju panjang, bagian-bagian intim juga tertutup koq kecuali ne pantat ce.. hehehehe. Tetapi pasti bukan karena ntu, terus apa ya???
“Neng....”Faiz teriak dari lantai 2. Aku hanya mendongakkan kepala sebagai isyarat bertanya ‘ada apa’ coz nggak mungkin aku teriak dari lantai 1, suara perempuan aurat... hohohoho
“Tunggu Neng,,,, jangan masuk dulu!!!”. Faiz dengan tergesa turun ke tempatku berdiri. Dia menghampiriku. Wah sepertinya dia menyembunyikan sesuatu ne coz dia menaruh tangannya di belakang punggung.
“Ngerasa da yang kurang nggak????” aku yang emang nggak ngerasa kurang apa pun hanya bisa menggelengkan kepala. Hingga akhirnya Faiz menunjukkan sepatu high heel di tangannya. OMG, aku baru sadar kalau dari tadi ntu aku masih memakai sepatu cats. Pantesan kakak-kakak sepanjang tangga tadi nertawain aku. Tetapi... masak aku pake’ high hell ce???? Biayasanya juga sandal jepit. Tetapi mau nggak mau harus aku pake’ daripada aku pake sepatu cats di atas panggung??? Hufth, lagi-lagi terpaksa.
Panggungnya sederhana. Dengan background tulisan “Pemilihan Prince dan Princess MA dalam rangka Harlah MA ke-57” dan sebuah hiasan kaligrafi di atasnya yang aku kira bacaannya “Fastabiqul Khoirot”. Di setiap sudut depan tergantung tiga balon berbentuk hati, dan di bawahnya ada pot berisi tanaman yang aku sendiri nggak tahu namanya apa. Kanan-kiri panggung dilengkapi dengan tangga yang memenuhi standar-lah buat para calon Princess dengan high heel-nya untuk naik-turun panggung. Satu per satu peserta dipanggil oleh host untuk naik ke atas panggung. Aku heran, siapa perwakilan kelasku yang cowok?? Perasaan dari tadi aku belum melihat satu pun temen cowokku.
“Princess XI IPA 2.. Imroatul Chasanah...” wah aku dipanggil ne, bismillah.. moga nggak jatuh di tengah jalan gara-gara terpeleset. Dengan senyum yang sedikit aku paksa, ku lewati satu demi satu anak tangga. Setelah yakin berada di posisi yang pas di atas panggung, aku berjalan ke depan dan menyapa para penonton. Wuigh... rame banget, kayak mau konser Peter Pan aja. Ku lambaikan tangan kepada penonton dan para dewan juri. Setelah itu, aku mudur ke belakang berbaris dengan peserta lain. Satu per satu peserta naik ke panggung, tetapi mana pasanganku??? Wah jangan-jangan nggak ada yang ikut ne. Hufth, dasar cowok-cowok cemen.
“Peserta terakhir... Prince XI IPA 2... Abdi Nasruddin,,,,”
What??? Si Abdi yang mewakili kelas... koq bisa ce, kenapa nggak Ilham aj... Ilham kan lebih cakep, keren.. mending Ilham banget daripada si Abdi. Kenapa harus Abdi? Uda kurus, item, keriting lagi. Apalagi mukanya ntu, ExDat.. tak pernah punya ekspresi. Kenapa aku harus maju sama dia?? Untung aja ne individu nggak berpasangan. Awas ya Nawawi, seenaknya aja memasangkan aku sama Abdi. Igh... kenal aja nggak ma Abdi.
Para peserta dipersilahkan untuk turun. Selanjutnya adalah babak penyisihan. Satu demi satu peserta di panggil ke atas panggung untuk memperkenalkan diri dan menjelaskan visi-misi jika terpilih menjadi pemenangnya. Setelah memperkenalkan diri, setiap dewan juri memberikan satu pertanyaan. Ada tiga dewan juri, Pak Anam yang menilai Behavior, Bu Himmah yang menilai Brain dan Bu Naila yang menilai Beautiful. Setelah seleksi yang cukup ketat... akhirnya diumumkan peserta-peserta yang lolos ke babak semi-final. Sialnya, aku lolos bersama si Abdi juga. Okelah, aku mang nggak mau berpasangan sama dia, tetapi kayaknya keren juga kalau Prince dan Princessnya dari kelas XI IPA 2. Hohohoho.
“Selamat ya Neng lolos ke babak semi final....” Diva, Fahim dan Faiz menghampiriku.
“Musibah nich... padahal aku pengen cukup sampai di sini aja.” Kataku dengan muka manyun.
“Neng,,, semangat dong demi kelas kita tercinta. Nanti kalau pean maju di babak semi final, kita support dari bawah panggung. Hehehehe” diva tertawa ngakak.
“Aku maunya kalian ikut naik ke atas panggung, masak kalian membiarkan diriku dibantai oleh para juri-juri algojo ntu ce??”. Mukaku semakin kecut.
“Guru Neng, masak dibilang algojo... kualat lho yow....hahahagh” Hj.Fahim menceramahiku. Dia uda pernah berangkat ke baitullah ce tetapi kelakuannya tetep aja tomboy, nggak ada feminimnya sama sekali.
Babak semifinal dimulai. Semua peserta berkumpul di belakang panggung, menunggu giliran dipanggil untuk dibantai oleh ketiga dewan juri. Pada urutan kelima, namaku dipanggil. Aku benar-benar sudah niatan untuk tidak meloloskan diri menuju babak final. Males banget, mengumbar keelokan diri di depan orang banyak. Ya robb.... aku telah menanggung berapa ton dosa ne...
Ku ambil secara acak kertas pertanyaan, lalu ku serahkan kepada host-nya. Host membacakan pertanyaan yang tertera di kertas tadi.
“Baiklah Icha... apa yang kamu tentang Global Warming dan apa yang yang akan kamu lakukan untuk mengatasi problem global warming di dunia ini??? 15 menit dari sekarang, silahkan.”
Ku dekatkan mikrofon ke bibirku. Aduch.. global warming.. apa ea??? Kayaknya aku pernah dengar. Owh aku ingat, pemanasan global.
“Terima kasih atas pertanyaanya. Global warming atau pemanasan global adalah fenomena yang paling mengerikan saat ini. Asap pabrik  dan kendaraan bermotor, parfum, AC, kulkas dan masih banyak banyak lagi merupakan faktor-faktor yang menyebabkan fenomena ini. Jika fenomena ini tetap dibiarkan, kemungkinan es di kutub utara maupun kutub selatan akan segera mencair dan menenggelamkan bumi ini. Jadi begini teknisnya, asap-asap atau unsur-unsur yang dihasilkan oleh pabrik, kendaraan bermotor, dan lain-lain menyebabkan efek rumah kaca. Nah panas dari matahari yang diradiasikan ke bumi sebenarnya akan dipantulkan kembali, tetapi karena adanya efek rumah kaca ini, panas tersebut akan terperangkap sehingga kembali lagi ke bumi. Endingnya bumi bertambah panas. Untuk mengatasinya, tentu kita harus mengurangi polusi yang salah satunya dengan mengurangi penggunaan kendaraan bermotor. Selain itu..... bla..bla...” lama banget 15 menit, ngomong apa lagi ne....
“Maka dari itu saudara sekalian, kita bersama-sama menghijaukan bumi kita ini. Sekian terima kasih”. Terserah dagh udah 15 menit atau belum, haus.
“Pas 15 menit. Okke Princess Icha, silahkan kembali ke belakang”. Akhirnya... pasti aku bakal bebas dan nggak akan masuk babak final. Lagian ne juga uda jam 3 sore, sholat dulu....
Aku turun dari panggung menuju peserta lainnya. Tepat jam 16.30 WIB acara selesai. Host mengumumkan para peserta yang lolos ke babak final. Denger-denger ce yang lolos ada 5 orang untuk masing-masing Prince dan Princessnya. Aku capek ah, mau cepet pulang ke pesantren.
“Baiklah sekarang saatnya diumumkan 5 peserta yang lolos ke babak final. Babak final akan diadakan besok pukul 9 pagi. Oke, peserta yang lolos ke babak final adalah Prince XII IPA 1, XII IPA 2, XII Bahasa, XI IPA 2 dan dan XI Bahasa. Untuk Princessnya adalah XII IPA 1, XII IPA 2, X-3, XII IPS 2 dan XI IPA 2......bagi para pserta yang lolos diharapkan besok bisa datang tepat waktu”.
Tidaaaaaaaaaaaakkkk, benar-benar musibah. Gimana ne??? Aku bikin alasan apa ya biar besok bisa nggak datang. Berpikir, berpikir, berpikir. Oh iya, besok kan di pesantren ada acara khataman dan semua santri wajib ikut, nggak ada yang boleh masuk sekolah. Aman ne kayaknya... hahahahgh. Yess.
¥  ¥  ¥
Gila. Temen-temenku gila semua. Masak besok mau ijin ke pengasuh agar aku bisa ikut lomba ntu. Bagiku mending ngaji al-quran di pesantren daripada harus melenggak-lenggok di atas panggung lagi. Ya robb... aku harus bagaimana???. Ternyata pengasuh memberiku ijin untuk melanjutkan perlombaan ntu. Hadugh,,, posisiku di sini kan juga sebagai ustadzah, harusnya aku memberi contoh yang baik buat adik2. Lha koq malah ikut gini-ginian. Tetapi kalau pengasuh uda ngasih ijin, okelah... yang penting dapat ridlo guru kan... hahahah.
Tepat pukul 09.00 WIB, babak final di mulai. Aku memakai kostum yang berbeda dan make upper yang beda juga. Semua udah diatur ma temen-temen, aku tinggal terima jadi aja. Okke, acara dimulai, tinggal ngenalin diri lagi terus nunggu giliran untuk dibantai dewan juri. Aigh... sama sekali diriku nggak da obsesi buat jadi pemenang. Bagiku, yang penting nyenengin teman-teman aja. Ya begitulah acara berlangsung hingga akhirnya pukul 12.00 diumumkan pemenangnya. Dan prince-nya adalah duta kelas XI Bahasa sedangkan aku terpilih jadi Princess-nya. Hufth, musibah dan berkah ne lom berakhir coz ternyata aku harus nunggu ampe sore, baru penyerahan hadiah coz bentar lagi acara puncak harlah dimulai. Tetapi aku lega karena semua telah berakhir.
Terimakasih untuk semua yang terlibat dalam kesuksesan ini. I Love U all...


Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun