Mohon tunggu...
Sulcha Fitria
Sulcha Fitria Mohon Tunggu... -

Mahasiswi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini gemar menuangkan rasa dan pikirannya melalui goresan-goresan pena. Baginya, merangkai kata adalah aktivitas paling asyik, terutama tatkala tidak ada aktivias fisik.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dear, Sahabatku...(1)

14 Oktober 2011   05:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:58 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sahabat...

Aku mulai mengenalmu di kelas 1 SMP. Gadis manis dengan postur tubuh seperempat kali lebih besar dari postur tubuhku. Suaramu yang tinggi dan nyaring, cara tertawamu yang keras, rambutmu yang panjang - hitam terurai tak kan terhapus dari memoriku. Seminggu sekali, kau pasti membawakan aku sebungkus kue buatan ibumu. Kau menyuruhku untuk membaginya dengan teman-teman di asramaku. Tetapi sahabat.. sebenarnya aku tak pernah melakukannya. Kue-kue itu aku habiskan sendiri di pojok kamar ketika tidak ada orang di dalam kamar. Ea mau gimana lagi, kue ibumu enak sekali. Kurang kalau cuma makan satu potong. :D

Sahabat...

Kau tak pernah lelah mengajariku yang bodoh ini. Mulai dari Biologi, Fisika, Matematika, Bahasa Inggris, Bahasa Arab, semuanya kau ajarkan kepadaku. Tak jarang pula kau berikan aku contekan 'PR' yang tak sempat aku kerjakan. Kau selalu duduk di sampingku. Menemaniku selama proses belajar di SMP. Ya, karena selama 3 tahun kita sekelas, sebangku, sebuku. Aku tak kan lelah mengenang kebaikanmu kepadaku.

Sahabat...

Masa kita SMP dulu, budaya berpacaran sudah mewabah. Kau rajin bertanya kepadaku "apakah kau tak ingin punya pacar??" dan aku selalu menjawab pertanyaanmu itu dengan senyuman. Mungkin kau berpikir aku pasti bisa dengan mudah mencari pacar. Karena aku sadar (bukan sombong), fisikku lumayan-lah kalau untuk menaklukkan seorang makhluk yang namanya cowok. Tetapi sahabat,, apakah kau tahu apa sebenarnya maksud senyumanku atas pertanyaanmu itu? Makna tersirat dari senyumanku adalah 'aku tak butuh seorang pacar, bisa memiliki seorang sahabat sepertimu saja sudah cukup untukku SAAT INI'. Tetapi baca kata-kata yang berhuruf kapital ya... karena aku sadar tak kan bisa selalu bersamamu. Di setiap perjumpaan tentu ada perpisahan.


Sahabat....

Masih banyak yang ingin aku tulis untukmu. Tetapi sahabat-sahabatku yang di sini sudah kelelahan, mereka mengajakku pulang. Lain kali, aku akan menulis lagi untukmu. Sampai jumpa lagi ea... Miss U,,,

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun