Katakanlah para pejabat, atau presiden, sebagai orang penting. Namun seberapa pun penting seorang penguasa, tidak ada yang lebih penting daripada rakyat. Apa yang penting untuk dilihat dari sini? Siapa sih yang selama ini sering berlagak sebagai orang penting, dan siapa yang betul-betul mementingkan orang kebanyakan?Â
Pertanyaan demi pertanyaan itu saya kira memang menjadi pertanyaan penting. Sebab jangan sampai ketika kita memberikan sebuah urusan penting, yang terjadi justru hanya membuat orang yang dapat kepercayaan itu merasa dirinya paling penting. Sementara urusan yang diharapkan dapat ditanggungnya, justru akhirnya ditempatkan sebagai sesuatu yang tidak penting.
Di atas panggung pementasan debat tadi, sekilas keduanya memang menunjukkan permainan kata-kata bahwa mereka sama-sama mementingkan rakyat. Namun di luar apa yang mereka perbincangkan di sana, siapakah yang Anda pastikan betul-betul mementingkan orang penting sebenarnya? Sebab, sekali lagi, orang penting sebenarnya adalah kita, rakyat.Â
Mari sama-sama melihat lagi, membaca lagi, menyimak lagi, siapakah dari kedua orang tersebut yang paling rajin terjun ke tengah-tengah rakyat, mengajak mereka rakyat bicara, dan memeluk rakyat dengan ketulusan mereka. Ini penting, supaya urusan penting negara ini tetap berada di tangan orang yang betul-betul mementingkan orang paling penting (baca: rakyat).***Â