Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Widya, Polwan Single Parent: Antara Peran sebagai Ibu dan Abdi Negara

11 Maret 2017   00:10 Diperbarui: 11 Maret 2017   20:00 2661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Widya, kedua dari kiri saat tampil di salah satu acara televisi - Gbr: Widie

Namun terkait cita-cita anaknya sendiri, terlepas dia menyimpan harapan agar putranya itu juga menjadi anggota Polri, namun dia menegaskan takkan memaksakan  keinginannya. "Sebab itu nanti tergantung juga pada keinginannya sendiri sebagai seorang anak, dia ingin menjadi apa saat kelak dewasa," kata Widya bijak.

"Sebagai orangtua, saya hanya mengikuti dan mengarahkan, selain juga mendukung apa pun yang terbaik untuk masa depannya."

Terkait profesi dirinya sendiri, Widya juga berkali-kali menyatakan terima kasihnya kepada komandannya yang selama ini sangat memahami dua peran yang harus dia jalankan; sebagai ibu dan sebagai abdi negara. Sehingga, di tengah banyak tugas, namun pimpinannya tetap tidak memberikan beban terlalu berat kepadanya, dan masih memberikan keleluasaan kepadanya untuk menjalankan peranan sebagai ibu.

"Alhamdulillah, saya sangat bersyukur kepada Allah karena saya diberikan komandan dan pimpinan yang sangat mengerti kondisi dan situasi saya," Widya bercerita  lebih jauh. Meski begitu, Widya juga menegaskan, keleluasaan yang diberikan atasan tak membuatnya terlena. Dia menegaskan tetap menjalankan pekerjaannya secara profesional.

Widya saat berpakaian sipil - Gbr: Widie
Widya saat berpakaian sipil - Gbr: Widie
Bagi anggota Polwan berusia 27 tahun ini, tak ada alasan untuk meremehkan profesinya terlepas atasan memang telah memberikan kemudahan kepadanya. "Semaksimal  mungkin saya tetap berusaha profesional dalam bekerja," katanya lagi.

Sekarang, Widya hanya menghabiskan waktu dengan putranya bernama Alif, dan merasa gembira karena dapat melihat anaknya itu berkembang dengan baik, meski hanya dirinya satu-satunya yang jadi sandaran.

"Sekarang anak saya sudah mulai bisa bicara. Dia sudah bisa menangkap apa yang saya sampaikan, misalnya, tempa susu Alif mana? Dia akan bergegas berlari dan mencari barang yang saya minta," Widya menunjukkan sisi keibuannya.


Menurutnya, meski anaknya masih terlalu kecil, tapi keadaan juga telah membentuk karakter anaknya.

Widya menilai Alif, putranya itu, sudah mulai memahami pekerjaan ibunya. "Bahkan ketika saya sedang pergi bertugas, anak saya tidak pernah rewel," katanya lagi.

Itulah yang akhirnya membuat Widya antusias dan tetap semangat menjalani peran ganda sebagai seorang perempuan yang menjalani takdir sebagai Polwan dan juga sebagai ibu muda yang harus merawat dan menghidupi anaknya sendiri. Widya mampu menjalani peran besar sebagai abdi negara dan sebagai ibu dengan jiwa besarnya.

"Kasih ibu... kepada beta... tak terhingga sepanjang masa..."*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun