Koalisi Pancasila yang kemarin terbentuk sebenarnya bukanlah sebuah kejutan. Karena jauh-jauh hari sebelumnya PDIP, Golkar dan Hanura telah sepakat di Pilkada Kabupaten/Kota yang serentak di gelar pada tahun 2018.
Komposisi koalisi tersebut bukan lagi dikatakan koalisi gemuk, tetapi memang koalisi yang besar dengan Jumlah kuota 40%.
Sebelum berbicara calon, Menarik sekali ketika kita analisa koalisi tersebut, karena koalisi di bentuk atas kesamaan Ideologi yang berhaluan Nasionalis ketiga partai tersebut.
Seperti kita ketahui, Jawa Barat Berdasarkan survei dari Wahid Foundation adalah daerah dengan jumlah kekerasan paling tinggi.
Sudah pasti, Visi koalisi tersebut membumikan kembali Pancasila sebagai Perekat dan Pemersatu. Apalagi, orang-orang Jawa Barat dengan Tradisinya memiliki kultur yang sangat Toleran.
Toleransi orang Jawa Barat bukan hanya sebatas Toleransi dengan sesama manusia, melainkan pula toleran terhadap alam yang sudah membantu memberikan kehidupan yang baik bagi manusia.
Apalagi, Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat dikenal sebagai sosok yang begitu menghargai keragaman sebagai rahmat dan pemersatu bangsa.
Maka tak pelak, Dedi disebut sebagi anak Ideologi dari Ir. Soekarno (Bung Karno). karena sebagai Bupati Dedi berhasil menerapkan gagasan Bung Karno kedalam sebuah kebijakan.
Kesamaan Visi dan Ideologi inilah yang akan di terapkan oleh Partai Golkar, PDIP dan Hanura dalam membangun Jawa Barat. Bukan karena kefiguran.
Selanjutnya, dari media yang beredar saat ini memang Walaupun belum memunculkan nama yang akan di usung siapa yang akan menjadi Calon Gubernur, dan siapa yang akan menjadi Calon Wakil Gubernur
Publik tentu bertanya-tanya dengan dengan dengan hal tersebut, karena Partai Peserta koalisi tersebut calonnya di Kembalikan kepada DPP masing-masing.