Mohon tunggu...
Soebarkah
Soebarkah Mohon Tunggu... Educator

I am an educator committed to shaping the younger generation to have noble character, strong morals, and a vision to bring positive impact to others.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ketika Kursi kekuasaan Jadi Ajang Percobaan: Inilah Awal dari Kiamat Sistemik

7 Oktober 2025   11:25 Diperbarui: 7 Oktober 2025   11:25 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menghadirkan hadis tersebut dalam kritik terhadap pemerintah bukan sekadar retorika keagamaan---melainkan panggilan etis dan moral:

  • Jika pejabat yang mengatur bidang data bukan dari latar belakang data, bidang kesehatan dipimpin oleh orang yang tidak memahami medis, atau lingkungan dibentuk oleh mereka yang tidak mengerti ekologi --- ini sama artinya dengan menyalahi amanah agung.

  • Hadis memberi konsekuensi moral: "tunggulah kehancuran" --- ialah kesadaran bahwa sistem akan rapuh, integritas melemah, dan publik menjadi korban.

  • Dengan menyebut hadis ini dalam kritik, kita mengingatkan bahwa pemerintahan bukan sekadar kekuasaan duniawi, melainkan amanah kepada rakyat dan kepada Tuhan.

Seruan Aksi: Menjaga Amanah, Memanggil Ahli

Agar "hari kiamat" (dalam makna keruntuhan sistem) tidak benar-benar terjadi, pemerintah (dan seluruh aktor publik) harus:

  1. Reformasi sistem meritokrasi: tidak ada kompromi antara kepentingan politik dan kemampuan teknis.

  2. Transparansi dan audit publik yang kuat: membuka proses lelang, analisis risiko, evaluasi pihak ketiga.

  3. Partisipasi ahli dan pakar independen: dalam merancang kebijakan, audit kebijakan, dan supervisi masyarakat sipil.

  4. Sanksi tegas terhadap penyalahgunaan amanah: jika terbukti pejabat mengabaikan kompetensi dalam penunjukan, harus ada konsekuensi politik dan hukum.

  5. Pendidikan nilai etika dan integritas di birokrasi: agar pejabat tidak hanya "paham teknis", tapi juga memahami bahwa mereka memikul amanah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun