Mohon tunggu...
Soebarkah
Soebarkah Mohon Tunggu... Educator

I am an educator committed to shaping the younger generation to have noble character, strong morals, and a vision to bring positive impact to others.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ketika Pandangan Dibatasi, Hati Justru Lebih Terarah

31 Mei 2025   11:49 Diperbarui: 31 Mei 2025   11:49 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Batas pandang menyederhanakan hidup. Kita belajar untuk fokus pada apa yang bisa dikendalikan hari ini. Kita diajak untuk menikmati proses, bukan hanya hasil. Kita diajari bahwa bukan visi jauh ke depan yang menentukan, melainkan satu langkah yang konsisten meski dalam kabut.

Ketenangan Ada Dalam Kepercayaan

Ketika kita tidak bisa melihat jauh, kita mulai menggunakan hati. Kita mulai mengandalkan kepercayaan, bukan sekadar penglihatan. Kepercayaan bahwa setiap langkah akan dituntun. Bahwa walau tak terlihat, jalan tetap ada. Bahwa kabut bukan akhir, tetapi jeda. Tempat kita bernafas, menenangkan pikiran, dan kembali menyadari bahwa kita bukan penguasa segalanya.

Dalam dunia yang bising oleh ambisi dan ketergesaan, kabut mengajari kita untuk melambat. Untuk diam sejenak. Untuk mempercayakan hasil kepada-Nya, karena memang tidak semua harus jelas agar kita merasa aman.

Terima Batas, Rasakan Kedamaian

Maka, ketika hidup terasa tertutup kabut---pekerjaan tak pasti, mimpi belum tercapai, keputusan besar belum terjawab---jangan buru-buru menyingkirkan kabut itu. Mungkin itu cara Allah menyederhanakan langkahmu. Agar kamu fokus, bukan panik. Agar kamu tenang, bukan sibuk menebak masa depan.

Karena mungkin, kita memang tak perlu melihat segalanya. Cukup percaya, cukup melangkah, dan cukup tahu bahwa setiap kabut akan berlalu... pada waktunya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun