Mohon tunggu...
Budi Prihatin
Budi Prihatin Mohon Tunggu... -

Saya hanya sebuah suara saja ditengah keriuhan. Mau didengerin atau tidak terserah.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Pelecehan Bahasa oleh Surat Kabar (Bahasa Menunjukkan Bangsa #33)

22 Juli 2010   09:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:40 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Sudah lama saya memendam unek-unek tentang "pelecehan" bahasa Indonesia oleh media. Waktu itu sempat terlontarkan sedikit sih (lihat Bahasa Indonesia, Dilecehkan dan Dihancurkan Bangsa Sendiri, iya maaf judulnya memang agak bombastis), tapi unek-unek itu masih ada terus. Intinya, saya prihatin (sesuai dengan nama saya) dengan "pelecehan" bahasa oleh sebuah surat kabar. Saya gunakan kata pelecehan, karena ini bukan sekedar kesalahan editing yang terjadi dari waktu ke waktu, tapi karena memang seolah-oleh koran tersebut tidak peduli lagi dengan aturan bahasa apapun. Dan seperti yang Anda bisa lihat sebentar lagi, pelecehan ini tidak hanya terjadi untuk Bahasa Indonesia, tapi juga bahasa Inggris. Melihat (atau mendengar) kesalahan penggunaan bahasa Indonesia di media TV atau online cukup membuat prihatin. Tapi kita bisa sedikit memaklumi, karena aspek siaran langsung dari TV tersebut, atau kecepatan publikasi untuk media online yang menyebabkan kurangnya perhatian pada tata bahasa. Namun melihat ini terjadi di media surat kabar, saya kira ini sangat menyedihkan, karena bahasa adalah hal kedua yang seharusnya diutamakan oleh surat kabar, setelah kualitas beritanya tentu saja. Saya mengambil analogi, seorang koki pasti akan membanggakan masakannya, atau pujangga dengan puisinya. Nah, kalau surat kabar (nasional) yang seharusnya menjadi panutan dalam penggunaan bahasa yang baik sudah tidak menghiraukan hal ini lagi, lantas apa yang terjadi di masyarakat luas? Saya kira kita sudah tahu jawabannya. Okeh, langsung ke topik utamanya. Berikut hasil pemindaian (scanning) untuk menunjukkan pelecehan yang saya maksud. Saya hanya memasukkan kesalahan yg tercantum besar-besar sebagai judul saja,dan itupun saya ambil dari selang dua minggu lalu saja, dari tanggal 6 sampai 22 Juli 2010. Jadi dengan jumlah gambar sebanyak ini, Anda bisa bayangkan kira-kira seberapa parahnya situasi ini. Silakan menikmati. :) Semua juga tahu mestinya ini Shaping karena kata dasarnya "shape" yang berakhiran vokal bukan konsonan sehingga konsonannya tidak perlu didobel. Dan ini bukan salah tulis di judul saja karena kesalahan ini dengan konsisten diulang-ulang di badan artikel. Pengen gaya pakai bahasa Inggris malah kelihatan konyol kan? Makanya pakai bahasa Indonesia saja. :) Kata "orisinal" ada di KBBI lho. Di waktu yang lain saya lihat kata "pelesir" dipakai untuk artikel yang mirip. Jadi kenapa di sini tidak dipakai? Memang kata "opening" merupakan kata favorit di koran ini, beserta "launching" dan "sharing", seperti akan Anda lihat di bawah. Daftar tunggu? Bekas. "Awas PIN Suspend", ini juga kayaknya tata-bahasanya kacau yah, karena kalau pun dipaksa-paksa harus menyisipkan kata Inggris, maka "suspended" lebih tepat? Mirip seperti di atas, kalau judul itu diterjemahkan ke bahasa Inggris, hasilnya adalah kurang lebih "Entertainment Feature of BMW 5 Series". Jadi kata Inggris yang mestinya digunakan adalah "entertainment", bukan "entertain". Bahasa Indonesianya salah, bahasa Inggrisnya juga. Salah kaprah kan? Makanya pakai bahasa Indonesia saja. Gak usah gaya-gayaan. :D "Launching", kata yang sangat sering muncul di harian ini. Kalau setiap menemukan kata ini saya dikasi uang Rp 100,- mungkin sekarang bisa buat membeli motor. :) Terdepan! Huh, apa susahnya sih! Kalau judulnya pakai bahasa Inggris, kenapa nggak isi artikelnya dalam Inggris sekalian? Malah bagus untuk belajar bahasa Inggris, daripada campur-campur gini, bahasa Indonesia ga bisa, Inggris apa lagi. Sejenak lupakan bahwa "Prom Night" ini adalah "budaya Barat" dengan dansa dansi dsb yang patut dipertanyakan apakah layak kita adopsi di sini. Yang benar "sharing" atau "share"? Salah semua, yang benar "berbagi". Memang beritanya tentang suatu kompetisi siaran dalam bahasa Inggris, tapi untuk judul artikel saya rasa tetap lebih baik dipakai "Penyaji Berita" dan "Pembaca Berita". Dari jaman saya kuliah komputer 15 tahun lalu sudah dipakai terjemahan baku "layar sentuh". Memang ada di halaman untuk ABG sih, tapi haruskah bahasa gaul dipakai di koran? Lagi-lagi "launching".. Disamping mencampuradukkan kata Inggris di situ, "deadline" adalah kata benda dan bukan kata kerja, jadi kalaupun maksa, harusnya "Komisi A Memberi Deadline SK ..". Begitulah mudah-mudahan Anda merasakan kegeraman saya karena memang koran ini saya baca setiap hari. Poin saya sebenarnya sederhana saja, janganlah bahasa itu dicampur-campur begitu, karena dengan begitu bahasa Indonesia jadi tidak bisa, bahasa Inggris apa lagi. Marilah kita coba untuk berbahasa yang baik. Berbahasa Indonesia yang baik, berbahasa Inggris yang baik, dan berbahasa Jawa yang baik. Toh bahasa menunjukkan bangsa. Bukannya saya sok gimana, tapi soalnya kita kan pengen belajar bahasa juga dengan membaca koran. Kalau koran sudah tidak berbahasa yang baik, dari mana lagi? Terima kasih sudah mampir.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun