Mohon tunggu...
Sagu Hati
Sagu Hati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar/mahasiswa

Aku tidak takut akan yang namanya perpisahan, karena yang namanya takdir lebih menyenangkan. Aku tidak suka dengan pertemuan, karena pertemuan hanya menyisakan ruang rindu.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kita Berpikir Bahwa Kita Seharusnya Begini dan Begitu

29 April 2023   07:01 Diperbarui: 29 April 2023   07:08 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pikiran manusia adalah hal yang sangat mengesankan, mulai dari memikirkan masa lalu, masa depan, bahkan sekarang pun tak luput dari sebuah pemikiran seorang manusia. Manusia selalu berpikir baik dalam keadaan susah maupun senang, Saat sedang Senang kita berpikir untuk Melakukan Yang Begini, saat sedang Susah Kita menyalahkan Kenapa dulu harus Berpikir Begitu. 

Begitupun saat ini yang sedang dilalui, kita selalu berpikir untuk Melakukan Bahwa Kita Harus Begini dan Begitu sekaligus. Padahal jika kita lebih tenang seharusnya kita bisa memikirkan apa yang bisa kita lakukan sekarang, bukan palah melihat yang sudah kita lalui dan yang akan kita lalui. Karena takdir bukanlah masa lalu dan masa depan, takdir adalah apa yang terjadi sekarang dan sedang kita usahakan sekarang.

Kita Memiliki Kemampuan yang Terbatas Jika Harus Begini dan Begitu

Jika tetap memaksakan untuk melakukan hal yang Begini dan Begitu maka kita tidak akan sanggup, karena Kita memiliki kemampuan yang terbatas, baik dari segi fisik maupun segi pemikiran. Pemikiran manusia terbatas sedangkan umur manusia juga bakalan ada batasnya, tidaklah akan mungkin seorang manusia kekal abadi, apapun yang telah ia lakukan. Ketika manusia Memaksakan diri untuk melakukan hal yang begini dan begitu maka kemampuanya lah yang akan membatasinya. 

Salah satu pembatasan dari kemampuan manusia adalah adanya batasan waktu dalam menjalankan misi di dunia ini, karena keterbatasan itu kenapa tidak selalu berbuat baik dan bermanfaat bagi orang lain. Tentunya juga untuk berbuat baik ada tuntutan dan ajaran dari Sang Maha Pencipta. Manusia selalu banyak meminta, saking banyaknya hingga tidak tersisa untuk meluangkan rasa syukur dan nikmat untuk merasa cukup. Contoh siapa ya ? (silahkan cari contoh sendiri) dia selalu pengen tapi nggak pernah ada yang kecukupan dan kesampean, tapi itulah yang namanya manusia, bakalan ada salah luput dan dosa.

Kita Memiliki Keterbatasan dalam Banyak Hal Jika Mau Begini dan Begitu

Sebagai manusia yang selalu menginginkan Begini dan Begitu juga memiliki keterbatasan dari banyak hal bukan hanya dari segi kemampuan, yang menyakitkan adalah keterbatasan dalam hal finansial. Lebih menyakitkan lagi keterbatasan dalam hal kasih sayang orang tua. Baik anak Yatim, Strict Parents, ataupun anak yang tinggalnya di panti asuhan. Keterbatasan latar belakang itulah yang nantinya akan mendidik seseorang untuk menempati dunia yang penuh dengan perjuangan ini, perjuangan baik dari segi moral maupun segi pergaulan. 

Memang Ketika seorang anak muda masih bisa untuk melakukan yang Begini dan yang Begitu, makanya perlulah kita banyak banyak membatasi diri untuk tidak terlalu terjerumus. Sebagai seorang anak muda generasi penerus bangsa jangan sampai kita salah dalam Menentukan yang Begin dan yang Begitu karena dunia sangatlah luas, jangan hanya menjadi katak di dalam sebuah sumur. Kita boleh menghadap sang pencipta dalam keadaan menjadi katak di dalam sebuah sumur, tetapi untuk menghadapi dunia jangan kita hanya memandang Langit dari dalam sumur, kita harus keluar dari sumur banyak bertanya. banyakin nanny eaaa.

Berhentilah Berpikir Harus Begini dan Begitu

Setelah mendapatkan pencerahan bahwa berpikir untuk masa depan dan masa lalu adalah hal yang kurang diapresiasi oleh keadaan, mulailah coba hubungkan apa yang terjadi sekarang dengan kejadian yang akan datang. Janganlah menyiksa diri dengan menghabiskan tenaga untuk berpikir bahwa Yang Begini dan yang Begitu harus dilakukan. Berhentilah sejenak mandi junub, solat taubat, solat hajat, solat tahajud, lantas membaca sholawat sebanyak 1000x dalam sepertiga malam. 

Dijamin pikiran dan perbuatan kita ibaratkan mentari pagi, sinarnya tidak begitu terik namun membawa suasana yang adem ayem, tentunya jika tidak ada awan yang menutupi, kalau ada awan yang menutupi berarti amalan sepertiga malam kita, kita kerjakan dengan kurang ikhlas perbaiki lagi niat.

Mulailah Berpikir Semampunya

Setelah mengetahui bahwa berpikir begini dan begitu adalah hal yang menyiksa maka mulailah berpikir dengan kapasitas yang kita miliki. Bukan berarti kita membatasi diri, tapi sesuaikan dengan kemampuan kita, pemikiran dan action (tindakan) harus sesuai, ibaratkan seorang penulis, jika hanya mengumpulkan banyak ide tapi tidak pernah memulai untuk menulis maka ide yang ia pikirkan akah hilang bak uang gajian awal bulan yang masuk ke dalam dompet saku celana, kemudian mampir di gramedia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun