Dengan demikian, praktik akuntansi BSI dapat dipandang sebagai bentuk “hermeneutika religius,” di mana laporan keuangan dibaca bukan hanya secara matematis, tetapi juga sebagai teks etis yang menafsir nilai-nilai keadilan dan keseimbangan.
4. PT Pertamina (Persero): Pelaporan Terpadu dan Tanggung Jawab Lingkungan
Sebagai perusahaan energi terbesar di Indonesia, Pertamina menghadapi tekanan besar dari masyarakat terkait transparansi dan tanggung jawab lingkungan. Dalam beberapa tahun terakhir, Pertamina berupaya menerapkan Integrated Reporting — laporan yang menggabungkan aspek keuangan dan non-keuangan dalam satu narasi yang koheren.
Pendekatan ini merupakan bentuk penerapan prinsip hermeneutik dalam konteks korporasi. Melalui pelaporan terpadu, Pertamina tidak hanya menyajikan data laba, tetapi juga menjelaskan makna di baliknya: bagaimana keputusan bisnis berdampak terhadap lingkungan, masyarakat, dan generasi masa depan.
Hermeneutik mengajarkan bahwa makna sejati dari angka muncul ketika angka itu ditafsirkan dalam konteks kehidupan. Laporan Pertamina yang mengaitkan investasi energi dengan tanggung jawab lingkungan merupakan contoh nyata bagaimana akuntansi dapat digunakan sebagai sarana komunikasi makna sosial.
5. Telkom Indonesia: Humanisasi Data di Era Digital
Dalam konteks digital, Telkom Indonesia menjadi contoh menarik bagaimana hermeneutik bisa diterapkan di era data. Perusahaan ini tidak hanya mengandalkan big data untuk memantau kinerja keuangan dan pelanggan, tetapi juga menekankan pentingnya “human insight” dalam pengambilan keputusan.
Telkom memandang data bukan hanya sebagai angka, tetapi sebagai representasi kehidupan pelanggan — bagaimana mereka berinteraksi, beradaptasi, dan merasakan pengalaman digital. Pendekatan ini sesuai dengan semangat hermeneutik: memahami makna manusia di balik simbol dan angka.
Melalui strategi ini, Telkom berusaha menjaga keseimbangan antara teknologi dan kemanusiaan. Akuntansi digital mereka pun diarahkan bukan hanya untuk efisiensi, tetapi untuk memahami nilai sosial dari layanan yang diberikan.
Refleksi atas Implementasi
Dari berbagai contoh di atas, terlihat bahwa penerapan hermeneutik dalam perusahaan modern tidak harus dilakukan secara eksplisit dengan menyebut “hermeneutik.” Yang terpenting adalah bagaimana perusahaan menafsir angka, laporan, dan data sebagai ekspresi kehidupan manusia — bukan sekadar alat ekonomi.