Mohon tunggu...
Winda Willya Fatika Sari
Winda Willya Fatika Sari Mohon Tunggu... Lainnya - Aku? Ntah.

Pengen lihat doang apasih yang lagi trending.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Transgender di Tengah Sosial Denial

11 April 2020   13:45 Diperbarui: 11 April 2020   13:46 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : canva

Transgender.

Apa yang terlintas dalam benak kalian ketika mendengar kata tersebut? Benci? Lucu? Atau bahkan cinta?

Banyak kesan yang kita tunjukkan atas munculnya istilah Transgender. Tingkah pola manusia yang bermacam-macam untuk mencari jati diri menyebabkan keanekaragaman siklus kehidupan manusia yang unik. 

Tidak, kita tidak berbicara mengenai sejarah munculnya Transgender yang sangat membosankan. Mari kita coba saja untuk mengkaji tingkah laku manusia yang seringnya menimbulkan macam-macam keunikan, seriusan itu seru loh. 

Tidak sedikit yang berfikir bahwa Transgender merupakan kelainan dari pola pikir manusia yang hanya untuk mewujudkan nafsu hatinya semata. Tidak mempertimbangkan bahwa menjadi Transgender akan menyebabkan sebuah kecaman keras dari kebanyakan masyarakat lain, menyebabkan masyarakat lain terganggu dengan perubahan yang dialaminya bahkan sampai ada yang mengucilkan seseorang yang melakukan Transgender.

Tetapi sebelumnya kalian tahu nggak apa sih Transgender itu?

Transgender terbentuk atas kesatuan dari istilah LGBT, yang artinya Lesbian, Gay, Bisexual dan Transgender. Tetapi, Transgender menjadi kasus yang seringkali dilakukan oleh masyarakat khususnya Indonesia. 

Transgender sendiri berasal dari bahasa Inggris yang memiliki arti lintas gender atau lintas jenis kelamin. ha? jadi gimana tuh? singkatnya Transgender sering disebut juga dengan pergantian jenis kelamin, tetapi jenis kelamin dalam hal ini dipengaruhi oleh jiwa seseorang.

Bagaimana seseorang yang berjenis kelamin laki-laki memiliki perasaan yang lebih peka dan sensitif dari laki-laki pada umumnya, bagaimana seorang perempuan memiliki jiwa pelindung yang lebih dominan dari perempuan pada umumnya sehingga mendorong seseorang untuk mengikuti kata hati untuk berubah menjadi apa yang selama ini memberikan sesorang kenyamanan terhadap jati dirinya. 

Tapi, tidak semua orang yang memiliki jiwa seperi yang telah disebutkan diatas merupakan seorang Trangender. Jadi Transgender merupakan lebih dari sekedar kata sex/jenis kelamin manusia pada biologisnya, melainkan lebih luas dari pengertian tersebut.

Lalu bagaimana kesan masyarakat terhadap munculnya Transgender tersebut? apakah semudah itu setelah mengganti jenis kelamin sesuai dengan kenyamanan hatinya kemudian tidak ada sebab-akibat yang ditimbulkan setelah melakukan pergantian jenis kelamin? Atau bagaimana kehidupan Transgender setelah melakukan perubahan jenis kelamin bahkan sampai mengganti bentuk fisiknya? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun