Mohon tunggu...
Suzanna Hadi
Suzanna Hadi Mohon Tunggu... Lainnya - Maarifat

Ibu rumah tangga

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Jalan Panjang Menuju Sekolah Idaman

7 Oktober 2021   06:54 Diperbarui: 7 Oktober 2021   06:57 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Seru.. ?? tentu saja, ngorbrol atau tepatnya ngerumpi dengan teman apalagi teman lama yang dulu pernah menjadi karib, sobat atau apalah namanya saking begitu dekatnya hubungan kami.

Banyak hal yang ingin dibicarakan dan disampaikan, seolah-olah tiada hari esok untuk berbicara lagi.

Hampir dua jam kami ngobrol ngarul ngidul, melepaskan kerinduan. 

Ami yang menikah lebih cepat dari saya memiliki dua orang anak, yang pertama laki-laki telah berumur 19 tahun dan yang ke dua perempuan berumur 12 tahun. 

Anak laki-lakinya Dudin, baru saja dilantik menjadi mahasiswa disebuah Perguruan Tinggi kedinasan yang ada di pulau Jawa, ada kebahagian terdengar dalam pembicaraan yang baru saja berlalu, namun jalan panjang yang ditempuhnya untuk mengantarkan sang buah hati menuju kesana sungguh sangat luar biasa.

Dudin, sang anak telah tamat dari SMU satu tahun yang lalu. Dudinpun sudah kuliah satu semester pada sebuah perguruan tinggi swasta di Jawa Tengah, namun karena keinginan Ami dan suaminya agar anaknya bisa menjadi birokrat nantinya, Ami berinisiatif untuk memasukkan sang anak ke Perguruan Tinggi kedinasan,  sang anakpun diminta untuk pulang ke kampung halaman dan melengkapi berkas yang diminta oleh panitia. 

Sebelum pulang, Ami meminta anaknya untuk melakukan cek kesehatan di rumah sakit setempat sebagai salah satu persyaratan untuk mengikuti test masuk, untuk itu Ami mengeluarkan uang sejumlah tujuh juta rupiah, karena ternyata ada sedikit kelaian pada organ dalam tubuh anaknya. 

Hasil test ternyata baik dan kemudian diserahkan kepada panitia masuk. Namun hasil test tersebut tidak diakui oleh panitia, mereka meminta Dudin untuk melakukan cek ulang kesehatannya di rumah sakit yang telah ditunjuk.

Hasil test diserahkan langsung oleh pihak rumah sakit kepada panitia dan untuk mengetahui hasil test tersebut, Ami diharuskan membayar dua juta lima ratus ribu rupiah. 

Setelah test kesehatan selesai, Dudin diminta untuk memenuhi persyaratan yang lain lagi, dimana setiap hasil yang telah diperoleh harus membayar dua juta lima ratus ribu rupiah. 

Total semua pengeluaran hanya untuk mengetahui apakah persyaratan yang telah diminta berhasil adalah dua puluh juta rupiah. Sebelum kemudian test tertulis dilaksanakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun