Mohon tunggu...
Syaiful Mansyur
Syaiful Mansyur Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi dan Praktisi

Bagi otak manusia Jawaban apa pun lebih baik, daripada tidak ada jawaban..

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Lawak, antara Profesi dan "Passion"

9 Januari 2018   15:55 Diperbarui: 10 Januari 2018   13:48 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Dalam dunia lawak, seorang pelaku atau yang dapat disebut pelawak harus dapat membuat orang yang melihat tingkahnya baik secara mimik wajah maupun perkataan dapat membuat audience atau penonton nya menjadi tertawa, atau minimal membuat tersenyum. Ada beberapa tipe jenis lawak, yang pertama lawak yang dilakukan secara berkelompok atau bersama-sama, yang minimal terdapat dua orang pelaku didalamnya, yang kedua adalah lawak yang dilakukan secara individu, lawak jenis ini biasa disebut stand up comedy.

 Topik tulisan ini adalah lawakan jenis stand up comedy. Sebagai orang awam, stand up comedy saya artikan sendiri sebagai lawakan yang berbobot, berbeda dengan lawakan yang dibawakan bersama grup, lebih menantang karena dibawakan sendirian, seorang stand up comedia mampu mengangkat isu terkini, yang dibawakan dengan meyelipkan kata-kata khusus yang dapat membuat orang tertawa, bahkan kadang agak lebay dengan mengubah intonasi suara agar dapat menghidupkan suasana dipanggung. 

Untuk membuat orang tertawa, terkadang materi yang diangkat memiliki tema yang unik. Misalnya, abdur arsyad, stand up comedian yang berasal dari desa lamakera NTT sering membawakan materi yang terkait dengan desa nya yang masih terpencil, dengan diselipkan humor-humor nyelentik pernah mengatakan bahwa kenapa dia memiliki saudara yang banyak, diantaranya karena tidak ada hiburan televisi karena aliran listrik belum ada di desanya yang dapat menahan orang tuanya agar tidak membuat anak. 

Tema dan materi seorang stand up comedian dapat dinilai berbobot ketika mereka membawakan atau menceritakan sebuah masalah tanpa memberikan sebuah solusi sehingga masalah tersebut dapat ditertawakan bersama. Namun apa yang terjadi ketika seorang stand up comedian mencoba mengangkat isu SARA. Salah satu isu SARA yang paling sensitif saat ini adalah mengenai Agama, ini benar-benat sangat sensitif sehingga perlu hati-hati untuk membawakannya, apalagi ketika acara tersebut disiarkan langsung oleh stasiun televisi. 

Katakanlah seorang mantan penyanyi cilik Joshua Suherman, yang beredar di media sosial mengatakan kenapa ada seorang penyanyi lebih terkenal meskipun suaranya biasa saja, hal ini menurut pernyataannya karena penyanyi tersebut beragama Islam, dan berkorelasi dengan penduduk indonesia yang mayoritas Islam. Mungkin sebagian orang berpendapat ini cuma humor semata, bagaimana pun mereka berdiri disana sebagai penghibur, memiliki fungsi dan tujuan untuk membuat penonton tertawa. Dan masih banyak kasus yang sama terjadi di dunia stand up comedian hal yang berbau SARA. 

Sebagai salah seorang penikmat acara stand up comedy, sebaiknya seorang pelaku yang memang memiliki passion maupun sebagai profesi untuk mencari uang, sebaiknya mampu membawakan materi yang tidak mencederai siapa saja, bagaimanapun setiap profesi memiliki etika, karena orang yang beretika akan memahami apa yang baik dan apa yang buruk bagi profesinya.

Syaiful Mansyur

Fouder charcoalcenter.org

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun