Mohon tunggu...
Slamet Samsoerizal
Slamet Samsoerizal Mohon Tunggu... Fiksi dan Nonfiksi

Penggagas SEGI (SElalu berbaGI) melalui tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Google Jepang Ciptakan Keyboard Putar yang Bikin Nostalgia Era Telepon Jadul

7 Oktober 2025   20:50 Diperbarui: 7 Oktober 2025   20:50 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keyboard putar ala Google Jepang (Sumber: tangkapan layar YouTube verge.com/SSDarindo)

Di tengah laju inovasi teknologi yang terus berlari menuju kecepatan dan efisiensi, Google Jepang justru menampilkan sesuatu yang berlawanan arah: sebuah keyboard yang terinspirasi dari telepon putar klasik. Konsep ini bukan sekadar perangkat input, melainkan sebuah sindiran halus terhadap budaya digital yang terlalu cepat dan praktis. Proyek ini diberi nama Gboard Dial Version dan menjadi bagian dari deretan eksperimen unik Google Jepang yang sering kali lebih bernuansa artistik ketimbang teknologis murni.

Google Jepang memang dikenal dengan proyek-proyek konseptualnya yang aneh namun menarik. Sebelumnya, mereka pernah memperkenalkan keyboard berbentuk panjang menyerupai penggaris, juga keyboard berbentuk silinder seperti gelas teh Jepang. Kini, mereka membawa ide nostalgia ke level baru: mengetik dengan memutar dial seperti zaman telepon rumah. Pengguna cukup memasukkan jari ke lubang huruf atau angka yang diinginkan, lalu memutar dial tersebut hingga batas rotasi. Setelah dilepaskan, dial kembali ke posisi semula, dan karakter akan muncul di layar.

Konsep ini tidak bertujuan untuk menggantikan keyboard konvensional. Justru, ia dirancang sebagai eksplorasi artistik tentang bagaimana interaksi manusia dengan mesin bisa dibuat lebih lambat, lebih sadar, dan lebih menyenangkan. Dalam dunia di mana kecepatan adalah segalanya, Gboard Dial Version mengajak pengguna menikmati proses yang perlahan namun bermakna. Ia menghadirkan pengalaman mengetik yang lebih ritualistik---setiap huruf menjadi hasil tindakan fisik yang disadari, bukan hanya ketukan cepat tanpa makna.

Meskipun terinspirasi dari telepon putar lama, perangkat ini bekerja dengan teknologi modern. Setiap rotasi dial dikonversi menjadi sinyal digital melalui sensor yang terhubung ke komputer via USB. Tidak ada pulsa analog sebagaimana telepon masa lalu. Semua tombol, termasuk Enter dan Return, memiliki dial masing-masing. Bahkan, Google Jepang menambahkan sebuah alat tambahan berupa dudukan mouse yang berfungsi seperti gagang telepon: ketika mouse diletakkan di atasnya, kamera web otomatis mati, seolah pengguna menutup telepon.

Namun, produk ini tidak untuk dijual. Google Jepang merilisnya sebagai proyek open source. Semua file desain, model 3D, dan skema sirkuit tersedia di GitHub agar siapa pun bisa membuat versinya sendiri. Pendekatan terbuka ini menunjukkan bagaimana inovasi bisa menjadi milik komunitas, bukan sekadar hasil pabrikan besar. Dengan berbagi rancangan, Google mendorong semangat eksperimentasi dan kreativitas dari para penggemar teknologi serta pembuat perangkat DIY di seluruh dunia.

Melansir dari verge.com, di balik keanehan bentuknya, Gboard Dial Version menyimpan pesan filosofis. Ia mengingatkan bahwa kemajuan teknologi tidak selalu harus berarti percepatan. Ada nilai dalam memperlambat. Ada makna dalam menikmati proses yang memerlukan waktu dan perhatian. Keyboard ini seolah menjadi refleksi terhadap dunia digital yang serba cepat. Manusia sering kali kehilangan kesadaran atas tindakan sederhana seperti mengetik atau berbicara. Dengan memutar dial, pengguna diajak merasakan kembali hubungan fisik dan emosional dengan perangkatnya.

Dari sisi estetika, desain ini juga mengandung nostalgia yang kuat. Telepon putar dulu adalah simbol komunikasi rumah tangga, benda yang membawa kenangan tentang suara berdering dan percakapan panjang tanpa notifikasi. Membawa kembali bentuk itu ke ranah keyboard menciptakan kontras menarik antara masa lalu analog dan masa kini digital. Sentuhan humor dan keanehan khas Jepang membuat proyek ini bukan hanya eksperimen teknologi, tetapi juga karya seni yang menggoda imajinasi.

Tentu saja, dari sudut pandang fungsional, keyboard putar ini tidak efisien. Mengetik satu kalimat bisa memakan waktu berlipat-lipat dibanding keyboard biasa. Namun, justru di situlah daya tariknya: perangkat ini bukan untuk produktivitas, melainkan untuk pengalaman. Ia menantang asumsi bahwa alat digital selalu harus cepat dan praktis. Seperti halnya seni, ia menawarkan perenungan---bukan solusi.

Google Jepang dengan sengaja menempatkan diri di wilayah abu-abu antara teknologi dan filosofi. Mereka menciptakan objek yang menertawakan efisiensi, menantang logika pasar, dan mengajak pengguna untuk bermain dengan ide. Dalam konteks budaya kerja dan komunikasi yang semakin tergesa, proyek ini terasa seperti napas baru---pengingat bahwa memperlambat bukan berarti mundur. Kadang, inovasi justru lahir dari keberanian untuk berhenti sejenak.

Gboard Dial Version adalah simbol dari semangat eksperimentasi itu. Ia menunjukkan bahwa teknologi tidak harus selalu serius, dan bahwa kesenangan serta rasa ingin tahu tetap menjadi bahan bakar utama kemajuan. Walau mungkin tak akan pernah masuk jalur produksi massal, proyek ini berhasil mencuri perhatian dunia teknologi karena kesederhanaan idenya yang absurd namun memikat. Dalam dunia yang terus berpacu, Google Jepang justru memberi kita alasan untuk berhenti sejenak---dan memutar kenangan. ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun