Â
Â
Perkembangan AI Â terus melaju pesat. Â OpenAI kini mengungkap daftar tugas pekerjaan nyata yang sudah bisa dikerjakan oleh model AI seperti ChatGPT.
Dalam evaluasi terbaru bernama GDPval, OpenAI mengukur kemampuan model frontier AI dalam menyelesaikan tugas ekonomi nyata di 44 profesi. Mengutip dari futurism.com, OpenAI memperkenalkan GDPval sebagai alat evaluasi yang menilai performa AI dalam menyelesaikan tugas ekonomi bernilai nyata di berbagai profesi.
Tujuannya adalah memindahkan perdebatan teoretis tentang kecerdasan buatan ke ranah bukti konkret. Hasil awal menunjukkan bahwa model AI kini mendekati kualitas pekerjaan profesional di banyak bidang. Dalam sejumlah kasus, performa AI bahkan menandingi atau melampaui standar pekerja manusia. Fakta ini menandakan bahwa transformasi besar dalam dunia kerja tidak lagi sekadar wacana masa depan, melainkan sudah berlangsung saat ini.
Beberapa contoh pekerjaan yang digantikan AI sangat beragam. Dalam dunia bisnis, misalnya, AI sudah mampu menyiapkan analisis kompetitor dan riset pasar untuk membantu analis keuangan memahami posisi pesaing.
Dalam bidang pemasaran, AI juga bisa menyusun materi penjualan seperti brosur atau proposal yang disesuaikan dengan kebutuhan agen properti maupun perusahaan lain. Bahkan dalam ranah medis, teknologi AI mampu membantu menyaring citra kulit atau gambar medis lainnya sebagai langkah awal penilaian. Selain itu, banyak pekerjaan administratif yang bersifat rutin dan berulang mulai dapat ditangani AI dengan akurasi cukup tinggi, misalnya penyusunan laporan, validasi data, dan pembuatan konten sederhana.
OpenAI menekankan, keberadaan teknologi AI bukan berarti pengganti total bagi manusia. AI lebih tepat dipandang sebagai alat yang mendukung pekerjaan sehari-hari. Meskipun menunjukkan kinerja yang menjanjikan, tetap ada banyak batasan yang membuatnya belum dapat sepenuhnya mengambil alih profesi manusia.
Salah satu kelemahan utama adalah kecenderungan AI menghasilkan informasi yang tampak benar namun sebenarnya salah, fenomena yang dikenal sebagai hallucination. Dalam kondisi seperti ini, hasil kerja AI masih perlu diverifikasi manusia agar akurat.
Keterbatasan lain muncul ketika AI dihadapkan pada pekerjaan kompleks yang tidak dapat diringkas hanya dalam satu perintah atau prompt. Banyak profesi menuntut pemahaman kontekstual, kreativitas tinggi, dan kemampuan membaca situasi sosial yang sulit ditransfer ke dalam algoritme.