Mohon tunggu...
Slamet Samsoerizal
Slamet Samsoerizal Mohon Tunggu... Fiksi dan Nonfiksi

Penggagas SEGI (SElalu berbaGI) melalui tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Film

Sylvester Stallone dan Prekuel Rambo Berbasis AI Dibatalkan

18 September 2025   09:00 Diperbarui: 18 September 2025   09:00 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sylvester Stallone  (Sumber:screenrant.com/SSDarindo)

Namun, bukan berarti asal-usul John Rambo tidak akan pernah digali. Saat ini, film John Rambo sedang dipersiapkan dengan Noah Centineo sebagai pemeran utama. Proyek itu akan menyoroti masa mudanya di era Vietnam dengan pendekatan yang lebih konvensional, tanpa eksperimen AI. 

Peralihan pemeran dari Stallone ke Centineo sekaligus menandai proses regenerasi yang wajar dalam dunia perfilman. Karakter legendaris diwariskan pada generasi baru penonton. Ini menjadi langkah penting agar franchise tetap relevan, sekaligus cara untuk menjaga esensi Rambo sebagai sosok yang lahir dari luka sejarah, bukan sekadar wajah yang dimanipulasi teknologi.

Dari sudut pandang industri, kisah tentang prekuel Rambo yang batal karena AI memperlihatkan dua hal penting. Pertama, teknologi canggih tidak bisa berdiri sendiri tanpa dukungan visi kreatif dan strategi produksi yang jelas. 

Kedua, jati diri budaya yang melekat pada tokoh fiksi tidak bisa dipisahkan begitu saja dari konteks sosial dan politik yang melahirkannya. Dalam kasus ini, John Rambo bukan sekadar produk hiburan, melainkan cermin sejarah. 

Itulah sebabnya, meski teknologi bisa memutar balik usia, memodifikasi wajah, atau menghidupkan kembali memori visual, substansi cerita tetap memegang peranan utama. Dengan kata lain, kecerdasan buatan boleh menjadi alat, tetapi jiwa narasi dan makna budaya hanya bisa dijaga oleh manusia.

Gagalnya proyek AI prekuel Rambo kita sikapi sebagai peringatan sekaligus refleksi. Dunia film memang bergerak menuju era digital yang makin berani bereksperimen, tetapi ada batas yang ditentukan oleh sejarah, makna, dan emosi penonton. Rambo tetaplah Rambo---bukan semata wajah yang bisa dikendalikan algoritma, melainkan simbol perjalanan manusia yang rapuh, terluka, tetapi tetap berjuang. ***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun