Mohon tunggu...
Slamet Samsoerizal
Slamet Samsoerizal Mohon Tunggu... Fiksi dan Nonfiksi

Penggagas SEGI (SElalu berbaGI) melalui tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

AI dan Robot Berkolaborasi Mengubah Dunia Kerja

31 Juli 2025   20:06 Diperbarui: 31 Juli 2025   20:06 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
AI dan Robot bergandengan, begini dampaknya (Sumber:  kreasi chatGPT/ssdarindo)

Dalam era Human+, manusia dan robot tidak lagi berada pada posisi saling menggantikan, melainkan justru membentuk kemitraan strategis yang saling melengkapi. Akal-akalan Imitasi (AI) bukan hanya digunakan untuk mengotomatiskan pekerjaan berulang, tetapi juga membantu manusia berpikir lebih tajam, bekerja lebih cepat, dan mengambil keputusan yang lebih baik berdasarkan data.

Konsep ini ditegaskan oleh MIT Sloan Management Review yang menyatakan bahwa AI seharusnya dilihat bukan sebagai pengganti manusia, melainkan pelengkap potensi manusianya. Pendekatan kolaboratif antara manusia dan AI telah berkembang dari sekadar automasi menuju sinergi yang disebut sebagai "complementarity framework." 

Dalam kerangka ini, AI bertugas menangani perhitungan kompleks, pemrosesan data berskala besar, dan rekomendasi berdasarkan pola tersembunyi yang sulit dikenali manusia. Sementara itu, manusia menyumbangkan empati, intuisi, penalaran moral, serta kreativitas yang tidak bisa digeneralisasi oleh algoritma.

Mengutip dari sloanreview.mit.edu, penelitian dari MIT Sloan menemukan bahwa kolaborasi AI dan manusia paling efektif dalam sistem kerja yang adaptif dan tidak kaku. Salah satu contohnya adalah adaptive collaborative control, yaitu sistem kerja yang memastikan AI dan manusia sama-sama berkontribusi dalam pengambilan keputusan berdasarkan konteks situasional. 

Model ini berbeda jauh dari pendekatan lama yang mengandalkan sistem master--slave antara manusia dan mesin. Di sini, keduanya berperan sebagai rekan kerja sejajar dengan spesialisasi tugas masing-masing.

Banyak perusahaan telah menerapkan pendekatan ini. Survei gabungan antara MIT dan BCG menunjukkan bahwa perusahaan yang mengintegrasikan kolaborasi manusia-AI secara strategis mengalami peningkatan performa, efisiensi, dan inovasi produk. Dalam praktiknya, sistem seperti ini diterapkan di sektor keuangan, logistik, manufaktur, bahkan layanan pelanggan. 

AI menangani sisi teknis seperti rekomendasi prediktif dan optimasi sistem, sedangkan manusia memverifikasi keputusan, menjembatani komunikasi dengan pelanggan, dan memastikan etika layanan tetap terjaga.

Namun, kolaborasi ini tidak tanpa tantangan. Tidak semua interaksi manusia--AI menghasilkan hasil yang lebih baik secara statistik. Beberapa studi justru menemukan bahwa tim campuran bisa menjadi tidak efektif jika tidak ada desain sistem kerja yang jelas atau jika manusia terlalu mengandalkan mesin tanpa memahami cara kerja algoritmanya. Oleh karena itu, penting bagi organisasi untuk merancang ulang struktur kerja, memastikan pelatihan karyawan yang memadai, serta membangun kepercayaan terhadap teknologi baru ini.

Kemampuan manusia yang tetap tak tergantikan meliputi empati, intuisi sosial, dan pertimbangan moral. Pekerjaan yang melibatkan interaksi emosional dan pengambilan keputusan berbasis nilai kemanusiaan, seperti bidang kesehatan, pendidikan, hingga jurnalisme, tetap akan memerlukan dominasi peran manusia. Justru dalam konteks seperti inilah, AI dapat berperan sebagai pendukung yang memperkaya informasi, bukan sebagai pengganti.

Human+ adalah masa depan tenaga kerja yang tidak hanya mengandalkan otak buatan, tetapi juga hati dan akal manusia. Semakin berkembangnya teknologi AI seperti agentic AI---yakni AI yang mampu menyesuaikan perilaku berdasarkan kepribadian pengguna---maka semakin besar pula tanggung jawab manusia untuk mengatur arah penggunaan teknologi ini secara bijaksana. AI tidak memiliki nilai moral, tujuan hidup, atau kesadaran; hanya manusia yang bisa memberi makna atas semua teknologi yang digunakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun