Di era digital yang terus berkembang, cara pengguna mencari informasi telah mengalami transformasi signifikan. Artikel "From Search to Discovery: Why SEO Must Evolve Beyond The SERP" dari Search Engine Journal menyoroti pergeseran ini, menekankan bahwa optimisasi mesin pencari (SEO) tradisional perlu beradaptasi dengan lanskap baru yang didorong oleh kecerdasan buatan (AI) dan perilaku pengguna yang berubah.
Secara tradisional, SEO berfokus pada peringkat di halaman hasil mesin pencari (SERP) dengan menargetkan kata kunci tertentu. Namun, dengan munculnya AI dan pembelajaran mesin, pengguna kini lebih cenderung mencari informasi melalui interaksi yang lebih alami dan percakapan dengan asisten digital. Hal ini mengubah fokus dari sekadar peringkat kata kunci menjadi pemahaman yang lebih dalam tentang niat pengguna dan konteks pencarian mereka.
Alex Moss dalam searchenginejournal.com menyatakan Generative Engine Optimization (GEO) muncul sebagai pendekatan baru dalam SEO, yang bertujuan untuk meningkatkan visibilitas konten dalam hasil pencarian yang dihasilkan oleh AI. GEO menekankan pentingnya struktur data yang dapat dibaca mesin, kecepatan muat halaman, dan konten yang relevan serta informatif untuk memastikan bahwa AI dapat memahami dan menyajikan informasi dengan akurat kepada pengguna.
Selain itu, konsep Answer Engine Optimization (AEO) juga menjadi relevan. Konten dioptimalkan untuk menjawab pertanyaan pengguna secara langsung dalam hasil pencarian tanpa perlu mengklik tautan. Ini mencerminkan pergeseran menuju pencarian tanpa klik, di mana pengguna mendapatkan jawaban langsung dari hasil pencarian tanpa mengunjungi situs web tertentu.
Perusahaan seperti Mailchimp telah mengalami penurunan lalu lintas web, Â karena pengguna mendapatkan informasi langsung dari hasil pencarian AI. Sebagai respons, mereka mulai mengoptimalkan situs mereka untuk bot dan crawler AI dengan memastikan struktur data yang tepat dan konten yang mudah dipahami mesin.
Perubahan ini juga memengaruhi cara kita mengukur keberhasilan SEO. Metrik tradisional seperti peringkat kata kunci dan rasio klik tidak lagi cukup. Sebaliknya, keterlibatan pengguna, waktu tinggal di halaman, dan seberapa baik konten menjawab pertanyaan pengguna menjadi indikator keberhasilan yang lebih relevan.
Dengan meningkatnya penggunaan AI dalam pencarian, penting bagi merek untuk memastikan bahwa informasi yang disajikan oleh AI mencerminkan citra dan pesan merek mereka dengan akurat. Ini memerlukan kolaborasi antara tim pemasaran, pengembang, dan ahli SEO untuk menciptakan konten yang konsisten dan relevan.
Selain itu, munculnya platform pencarian baru seperti  ChatGPT, Gemini, dan Perplexity menambah kompleksitas dalam strategi SEO. Merek perlu memastikan bahwa konten mereka dioptimalkan untuk berbagai platform ini, yang masing-masing memiliki algoritma dan cara penyajian informasi yang berbeda.
Penting juga memahami, pengguna kini lebih mengandalkan pencarian berbasis percakapan dan rekomendasi dari AI. Oleh karena itu, konten harus dirancang untuk menjawab pertanyaan secara alami dan informatif, serta menyediakan konteks yang membantu pengguna dalam pengambilan keputusan.
Dalam konteks ini, strategi SEO harus lebih holistik, mencakup pemahaman mendalam tentang audiens, niat pencarian mereka, dan bagaimana mereka berinteraksi dengan berbagai platform digital. Ini mencakup pembuatan konten yang relevan, penggunaan data terstruktur, dan pemantauan terus-menerus terhadap tren dan perubahan algoritma.