Mohon tunggu...
Slamet Arsa Wijaya
Slamet Arsa Wijaya Mohon Tunggu... Guru - Tak neko-neko dan semangat. Sangat menyukai puisi dan karya sastra lainnya. Kegiatan lain membaca dan menulis, nonton wayang kulit, main gamelan dan menyukai tembang-tembang tradisi, khususnya tembang Jawa.

Sedang berlatih mengaplikasikan kebenaran yang benar, ingin lepas juga dari ketergantungan kamuflase dan kecantikan berlipstik yang mendominasi di lingkungan kita. Sisi lainnya, ingin jadi diri sendiri dan wajib mencintai tanah air sepenuh hati dan jiwa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Merindu Dendang Cinta Bidadari Anak Negeri Pelangi

20 Oktober 2020   06:51 Diperbarui: 20 Oktober 2020   07:16 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indahnya hamparan hati yang hijau sejuk dalam pandang, semilirnya terus mengalun singkirkan gundah nestapa dan segala risau. Bagaikan sedamai mega-mega putih memeluk mahameru. Wajahnya membinar kemilau pantulkan kerinduan bunga-bunga mekar wangikan nirwana.

Kusuma kuncup dalam pelukkan daun-daun rimbun tandakan cerah pesonamu sambut asa. Mekarnya makin santunkan negeri pelangi. Bersenyum puspa saling mengikat tali temali cinta tiap jiwa. Dalam belanga suka cita semerbak wewangian membaluri tiap-tiap rongga. Niscaya tiada cela jagat ini bernuansa saling jaga, merangkul sang puja laksana cinta bermanja kemesraaan.

Ibarat sudah sampainya asap dupa doa doa puja puji dewata dengan bunga sapta rupa. Yakni, wanginya jiwa selalu sujud khusuk sepanjang waktu, hingga manis di bibir wangi di hati merona dalam keseharian di alam kebersamaan. Tuhan, tumbuhkan buah-buah cinta dalam pandang tampak asri. Agar undang rindu para warga manca di taman lokapala ini. 

Kunjungi negeri lautan bunga yang dipetik para bidadari wajah berseri, ramah toleransi sambut pepuja beranjangsana. Tumpahkan kasmaran para pertapa yang inginkan kedamaian menjadi bunga di tiap jiwa.

Hingga beriring lembayung jingga tiba mendendangkan irama saujana, sinar-sinar aura gantikan temaram surya dan kembalikan cahaya merona penuh getar cinta. Tiada kata sirna memadu hasrat tak disekat oleh rupa brahmana hingga sudra. 

Biarkan Tuhan yang klasifikasi di tiap-tiap dinasti mau berperan apa. Cukuplah khalayak mayapada getarkan gelora kebersamaan dalam sesama. Berterang malam gemintang dan rembulan. Tersulah berkawan mentari kawal kehangatan, kau aku, dia, mereka, kita saling mesra.

*****

Bekasi, 20/10/2020

#esawe

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun