Mohon tunggu...
Slamet Arsa Wijaya
Slamet Arsa Wijaya Mohon Tunggu... Guru - Tak neko-neko dan semangat. Sangat menyukai puisi dan karya sastra lainnya. Kegiatan lain membaca dan menulis, nonton wayang kulit, main gamelan dan menyukai tembang-tembang tradisi, khususnya tembang Jawa.

Sedang berlatih mengaplikasikan kebenaran yang benar, ingin lepas juga dari ketergantungan kamuflase dan kecantikan berlipstik yang mendominasi di lingkungan kita. Sisi lainnya, ingin jadi diri sendiri dan wajib mencintai tanah air sepenuh hati dan jiwa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sajak Bintang Rembulan Kepada Pemimpi

24 September 2020   01:37 Diperbarui: 24 September 2020   01:57 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tinta di tangan gemintang dan lontar di tangan rembulan. Bintang menggoreskan penanya sebait puisi cinta. Rembulan membacakannya kepada daun-daun, kepada bunga-bunga, dengan menyapa reranting dan dahan-dahan. Mencari benang merahnya yang dimimpikkan insan-insan. Tentang cita-cita, tentang perilaku dan tentang kebijaksanaan. 

Bijaksana itu mau belajar hal susah dan mempraktekan yang sulit-sulit. Menghargai proses belajar dan bisa pahami maknanya. Sederhananya tuk menikmati gurihnya kacang harus pecahkan kulit, memisah isinya, baru mengunyah dan menelan hingga ada rasa sejati.

Tidak seperti sekarang banyak yang belum mecicipi sesuatu berani klaim tidak enak, tidak becus, pahit, getir, asem , dll. Sebaliknya kepada sesuatu yang sudah matang, sudah enak masih diulak-ulik ingin menggorengnya lagi. Yang ada hawanya jadi eneg. Kata bulan bila ingin kewibawaan, kendalikanlah pikiran agar tak liar. Akal sehatnya tuk tangkap sinyal sinyal barokah agar tetap terarah.

Ujar gemintang, apa bedanya dengan balita jika tak paham realita dan logika. Tetapi bintang maklum dan bersyukur kepada jawaban BELUM. Tandanya mau ikuti proses belajar. Bilang TIDAK MAU pun masih dikata memiliki nurani. Ada ingin BISA. Asalkan mau kupas rasa malas. Satu disesalkan pungkas bintang, jika katakan pokoke TIDAK BISA itulah tanda-tanda kiamat di jiwa.

******

Bekasi, 240920.

##Slamet Arsa Wijaya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun