Mohon tunggu...
Slamet Widodo
Slamet Widodo Mohon Tunggu... Guru - sang pembelajar

Praktisi dan pemerhati pendidikan, tinggal di Wonosobo

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guruku Gurumu Guru Kita

19 Januari 2022   13:54 Diperbarui: 19 Januari 2022   13:55 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

"Tidak ada manusia yang sempurna, kecuali yang disempurnakan Tuhan Yang Maha Esa."

Kesadaran bahwa manusia diciptakan bukan untuk menduduki maqam kesempurnaan serta dalam beragam perbedaan menjadi hal penting untuk menciptakan harmoni. Ibarat alat musik yang beragam dapat menghasilkan aransemen yang indah karena diatur sedemikian rupa sehingga tercipta seni musik. Keberagaman manusia yang mengikuti aturan sang Pencipta akan menjadi indah. Keindahan kadang tidak tercipta karena masih banyak manusia yang jumawa.

Kejumawaan manusia karena mereka lupa bahwa mereka adalah mahluk sosial. Mereka merasa bisa berdiri sendiri dengan segala titipan illahi, padahal semua hanya pinjaman. Pinjaman itu tidak ada yang abadi, kecuali pinjaman itu di tasyarufkan sesuai petunjuk yang meminjami. Harta yang di tasarufkan di jalan illahi akan berubah menjadi abadi dalam perbendaharaan surgawi. Diluar itu mengikuti sifat dunia yaitu fana.

Di dunia pendidikan dikenal guru. Guru sering di beri makna 'di gugu dan di tiru'; yang di gugu ucapannya, yang ditiru solah bawanya. Dulu guru hanya di sandang orang dewasa yang berkesempatan untuk mendidik karena memang sarana keilmuan masih terbatas. Hari ini dimana sarana keilmuan begitu terbuka dengan sarana yang amat beragam. Sehingga "guru" berada dimana-mana.

Hakekat "guru" seharusnya mereka yang menyandang "Rahmat Tuhan Yang Maha Esa". Siapa mereka ? Mereka adalah orang-orang yang: 1) memiliki kelembutan hati, 2) tidak suka berkata kasar, 3) tidak keras hati, 4) mudah memaafkan kesalahan orang, 5) rela memohonkan maaf, 6) suka bermusyawarah, 7) berkomitmen terhadap sebuah keputusan. Penyandang karakter ini yang akan mampu menggerakkan pendidikan menuju pada terciptanya manusia berkarakter baik.

Siapapun yang berusaha menginternalisasi tujuh sifat tersebut, merekalah guruku-gurumu-guru kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun