Mohon tunggu...
Slamet Enjing
Slamet Enjing Mohon Tunggu... karyawan swasta -

baik

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gang Kumuh Negeriku

12 Januari 2014   23:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:53 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

menyusuri lorong sempit,gang-gang kumuh.
dan selokan yang mengendap air mata.
terkadang diujung lorong menyapa tikus-tikus got dan serigala.
tikus kecil.
tikus berdasi.
serigala berbulu tikus.
tentang manusia dan keresahannya.

jalanan masih terasa becek,sisa peluh yg belum terbayarkan.
jalan kampungku.
jalan negeriku.
jalan masa depan bangsaku.
inilah kehidupan,yg ditiap ujungnya menganga kesedihan.

masih nyaring tangisan bocah-bocah.
rintihan perempuan.
derita kaum papa.
ibu-ibu yang terpaksa jadi babu.
potret suram tanah airku.

lnilah kehidupan,ditiap detaknya menyapa kepedihan.
lalu teringatku akan bisikan hujan.
bahwa ditiap satu kesulitan ada dua kemudahan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun