Mohon tunggu...
Slamet AjiWibowo
Slamet AjiWibowo Mohon Tunggu... media

saya hoby mengambil gambar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kilas Balik Pilpres 2023-2024: Dinamika Kampanye di Era Digital

20 Februari 2025   13:48 Diperbarui: 21 Februari 2025   15:48 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

UNSIA-Memasuki tahun 2023 dan 2024, suhu politik semakin memanas seiring dengan berlangsungnya pemilihan presiden (Pilpres). Berbeda dari Pilpres sebelumnya, kali ini kampanye politik hadir dengan lebih banyak warna dan dinamika baru, terutama dengan semakin masifnya peran media sosial sebagai alat kampanye utama bagi setiap pasangan calon (Paslon). Dengan jutaan pengguna aktif yang terhubung setiap hari, platform seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan TikTok memberikan kesempatan emas bagi kandidat untuk menjangkau pemilih secara langsung. Interaksi yang cepat dan luas memungkinkan penyebaran informasi politik secara instan, sekaligus meningkatkan partisipasi publik dalam diskusi politik.

Namun, fenomena ini juga membawa sejumlah tantangan serius, seperti penyebaran informasi yang salah (hoaks), manipulasi opini publik, dan meningkatnya polarisasi sosial. Konten yang menyesatkan dapat dengan mudah menyebar, memengaruhi persepsi pemilih, dan bahkan memicu ketegangan di masyarakat. Oleh karena itu, regulasi komunikasi digital menjadi aspek yang sangat penting dalam memastikan bahwa kampanye politik berlangsung secara adil, transparan, dan bertanggung jawab. Dengan regulasi yang tepat, diharapkan ekosistem kampanye digital dapat tetap sehat dan demokrasi dapat berjalan dengan lebih baik.

Dampak Regulasi Komunikasi Digital

Regulasi komunikasi digital dapat memberikan dampak positif yang signifikan dalam konteks kampanye Pilpres. Pertama, regulasi yang jelas dapat membantu mencegah penyebaran berita palsu (hoaks) yang sering kali merugikan reputasi kandidat dan menyesatkan pemilih. Penelitian oleh Vosoughi, Roy, dan Aral (2018) menunjukkan bahwa berita palsu menyebar lebih cepat dan lebih luas dibandingkan berita yang benar di media sosial. Dengan adanya regulasi, platform media sosial dapat diharuskan untuk lebih proaktif dalam memverifikasi informasi sebelum disebarkan, sehingga mengurangi dampak negatif dari informasi yang salah.

Kedua, regulasi dapat meningkatkan transparansi dalam kampanye. Misalnya, dengan mewajibkan kandidat untuk mengungkapkan sumber pendanaan iklan kampanye mereka, pemilih dapat lebih memahami kepentingan di balik pesan yang disampaikan. Hal ini sejalan dengan pandangan ahli komunikasi, seperti Zeynep Tufekci, yang menekankan pentingnya transparansi dalam era digital untuk menjaga kepercayaan publik (Tufekci, 2017). Transparansi ini tidak hanya menciptakan kepercayaan, tetapi juga memungkinkan pemilih untuk membuat keputusan yang lebih informasi.

 

Tantangan dalam Implementasi Regulasi

Namun, implementasi regulasi komunikasi digital tidaklah tanpa tantangan. Salah satu tantangan utama adalah menentukan batasan yang tepat antara regulasi dan kebebasan berekspresi. Di satu sisi, regulasi yang terlalu ketat dapat membatasi suara-suara yang beragam, terutama dari kelompok minoritas yang mungkin tidak memiliki akses ke media tradisional. Di sisi lain, regulasi yang longgar dapat membuka celah bagi penyebaran informasi yang menyesatkan.

Selain itu, ada juga tantangan teknis dalam mengawasi dan menegakkan regulasi di platform digital yang sangat dinamis. Banyak platform media sosial beroperasi secara global, sehingga regulasi yang diterapkan di satu negara mungkin tidak efektif di negara lain. Hal ini memerlukan kerjasama internasional untuk menciptakan standar yang dapat diterima secara global. Misalnya, perbedaan dalam kebijakan privasi dan perlindungan data di berbagai negara dapat mempersulit upaya untuk menegakkan regulasi yang konsisten.

 

Solusi untuk Menciptakan Regulasi yang Efektif

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun