Mohon tunggu...
miqdad alfaruq
miqdad alfaruq Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi futsal baik

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kekayaan Afiksasi dalam Bahasa

11 Mei 2024   16:30 Diperbarui: 11 Mei 2024   16:31 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

**Bahasa Cermin Budaya Bangsa: Kekayaan Afiksasi dalam Bahasa Indonesia**

Bahasa merupakan cermin yang mencerminkan budaya suatu bangsa. Di dalamnya terkandung kekayaan nilai, norma, dan tradisi yang telah terjalin dalam masyarakat. Salah satu aspek yang mencerminkan keberagaman budaya sebuah bangsa adalah penggunaan afiksasi dalam bahasa.

Afiksasi adalah proses penambahan morfem atau unit bahasa ke dalam sebuah kata untuk membentuk kata baru dengan makna yang berbeda. Dalam bahasa Indonesia, afiksasi dapat ditemukan dalam berbagai bentuk, mulai dari awalan, sisipan, hingga akhiran. Penggunaan afiksasi ini tidak hanya memperkaya kosa kata, tetapi juga mencerminkan kearifan lokal dan nilai-nilai budaya yang melekat dalam masyarakat.

Contoh penerapan afiksasi dapat ditemukan dalam kata kerja "membaca". Dengan penambahan awalan "me-", kata tersebut menjadi "membaca", yang berarti melakukan aktivitas membaca. Begitu pula dengan penambahan akhiran "-kan" menjadi "membacakan", yang berarti melakukan aktivitas membaca kepada orang lain. Selain itu, penggunaan sisipan juga dapat ditemukan dalam kata "bertambah", di mana sisipan "-er-" menunjukkan perubahan status dari tidak bertambah menjadi bertambah.

Tidak hanya itu, afiksasi juga mencerminkan hubungan sosial dan hierarki dalam masyarakat. Misalnya, dalam bahasa Jawa, penggunaan akhiran "--ku" atau "--mu" untuk menunjukkan kedekatan atau jarak sosial antara pembicara. Contoh penggunaan akhiran tersebut dapat ditemukan dalam kalimat "Rumahku jauh dari sini" yang menunjukkan kedekatan emosional pembicara dengan rumahnya.

Kalimat majemuk juga sering digunakan dalam bahasa Indonesia untuk menyampaikan gagasan yang kompleks atau hubungan antaride. Misalnya, dalam kalimat "Meskipun hujan turun dengan deras, namun anak-anak tetap bermain di luar rumah", terdapat hubungan sebab-akibat antara hujan deras dengan aktivitas anak-anak yang tetap bermain di luar rumah.

Dengan demikian, penggunaan afiksasi dalam bahasa Indonesia bukan hanya sekadar alat komunikasi, tetapi juga mencerminkan kekayaan budaya dan nilai-nilai yang telah terinternalisasi dalam masyarakat. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam terhadap afiksasi dapat membantu memperkaya penggunaan bahasa serta memperkuat identitas budaya bangsa. Semakin kita memahami dan mengapresiasi keberagaman bahasa, semakin kita juga memahami dan menghargai keberagaman budaya yang ada dalam masyarakat Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun