Yang pasti, apa pun alasannya, saya berpikir, Kluivert sedang menggali lubangnya sendiri, tidak jauh berbeda dengan Gerald Vanenburg, yang gagal di Piala AFF dan Kualifikasi Piala Asia.
Berbeda dengan Indonesia yag dalam FIFA Matchday September 2025 yang hanya melawan tim gurem, Arab Saudi justru menjalani tur ke Eropa. Mereka menahan imbang Republik Ceko 1-1 setelah sebelumnya meraih kemenangan 2-1 atas Makedonia Utara. Kedua tim lawan tersebut memiliki level kompetitif yang cukup tinggi.
Jadi, jelang laga vs Arab Saudi, kunci agar menang atas anak asuh Herve Renard, bukan pada faktor non teknis. Bila Kluivert masih coba-coba, salah komposisi pemain, salah pola bermain, salah strategi dan taktik, serta bermain terbuka, Arab Saudi akan menang atas Indonesia tanpa perlu bantuan non teknis.
Sebaliknya, bila Kluivert benar dalam hal teknis, meski faktor non teknis akan "dimainkan", saya yakin, dengan komposisi pemain Indonesia yang dibawa Kluivert, meski banyak yang sudah "uzur", Arab Saudi bukan tim yang sulit untuk dikalahkan.
Dalam momentum krusial, menuju Piala Dunia yang sudah di depan mata melalui fase ronde 4, apa Kluivert akan melepasnya dengan hal teknis yang masih coba-coba? Sementara, faktor non teknis terang benderang sudah ditunjukan FIFA dan AFC dalam mendukung Arab Saudi, karena "di belakangnya" ada yang hal yang tidak sulit "dibaca" arahnya (tuan rumah Arab, wasit dari mana, keberatan PSSI tak ditanggapi, dll).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI