Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Menulis di berbagai media cetak sejak 1989. Pengamat Pendidikan Nasional dan Humaniora. Pengamat Sepak Bola Nasional. Praktisi Teater.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Bola

Yaman U-17 Tajam. Garuda Muda Wajib Lebih Realistis & Lebih Bermain Tertutup

6 April 2025   18:54 Diperbarui: 6 April 2025   18:54 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: dok. PSSIUsai kalahkan Korsel, gaya fotonya seperti sudah juara. Jangan jemawa dulu!

Lebih realistis dengan kondisi tim yang diasuh, lebih disiplin dalam bermain tertutup dan tetap disiplin dalam upaya melakukan serangan balik, maka Timnas Indonesia, yakin akan mendapatkan hasil terbaik.

Logikanya, bila hal tersebut dilakukan dengan benar dan baik, minimal poin 1 akan digenggam. Namun, bukan mustahil, serangan balik akan menghasilkan gol di waktu normal, tidak harus menunggu di waktu injury time.

Tidak ada kesalahan sekecil apa pun yang dilakukan pemain, yang dapat berujung menjadi gol untuk Yaman. Tidak ada pemain yang menyiakan peluang sekecil apa pun untuk menjadi gol penentu mengimbangi lawan atau gol penentu kemenangan. Sebab, saat lawan Korsel, ada pemain yang mendapat peluang besar, 100 persen seharusnya gol, dibuang percuma karena si pemain nampak kurang cerdas mengambil keputusan.

Menanam, maka memetik

Terkait Timnas U-17 ini, saya salut kepada publik sepak bola nasional, khususnya yang aktif di media sosial (medsos) menjadi warganet dan netizen, yang tetap menunjukan menjadi manusia asli Indonesia yang tahu cara berterima kasih, tahu cara membalas budi, dan menjadi manusia yang tidak "kacang lupa kulitnya."

Pasalnya, mereka tetap menghargai perjuangan Shin Tae-yong (STy) yang berandil besar atas keberadaan Timnas U-17, khususnya andil membentuk dan menumbuhkan Nova Arianto menjadi pelatih, yang meneruskan keilmuan STy.

Siapa yang membantah bahwa Nova tidak menerapkan ilmu kepelatihan yang dididik oleh STy, dalam mengampu Timnas U-17 hingga di laga perdana mampu menggulung Korsel, maka si pembantah, menurut saya, belum masuk golongan manusia yang pandai bersyukur, tahu berterima kasih, tahu membalas budi, tahu etika dan moral. Sebab, ingkar.

Manusia yang ingkar adalah manusia yang tidak mengakui atau tidak menerima sesuatu, baik di lisan maupun di hati. Bukan membela kebenaran berdasarkan fakta, tetapi malah selalu berupaya membela yang salah dan ingkar, karena ada kepentingan dan keuntungan yang dicari dari perbuatan ingkar itu. Maunya kacang yang lupa kulitnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun