Dari Shenzhen, China, Rabu (11/2/2025), pukul 08.58 WIB, pelatih Timnas Indonesia U-20, Indra Sjafri membagikan kisah melalui pesan WhatsApp (WA) kepada saya, tentang kondisi Garuda Muda.
Sebelum meraih tiket ke Piala Asia U-20 2025, Indra Sjafri dan anak asuhnya, telah melalui perjuangan berat. Indra berkisah bahwa perjuangan itu dilalui dengan tidak mudah. Menguras tenaga, pikiran, waktu, dan materi yang tidak sedikit, hingga tiba di Shenzhen dalam kondisi baik, siap berjuang untuk Merah Putih. Terlebih langkah Garuda Muda selalu didukung doa dari publik sepak bola di tanah air.
Oleh sebab itu, para penggawa Garuda Muda bertekad membalas dukungan dengan bertarung habis-habisan. Iran akan menjadi lawan pertama pada Kamis (13/2/2015) di Shenzhen Youth Football Training Centre. Kemudian Uzbekistan menanti pada 16 Februari, dan Yaman menjadi rintangan terakhir di fase grup pada 19 Februari.
Garuda Muda bertekad menuju panggung dunia, target di Piala Asia masuk semifinal demi meraih satu tempat di Piala Dunia U-20 2025 di Cile.
Garuda Muda siap tempur dan akan bermain untuk tanah air, untuk kebanggaan, untuk mimpi yang lebih besar dari sekadar sebuah turnamen, bernama Piala Asia.
Laga menentukan
Sesuai kabar dari Indra tersebut, Â maka, laga perdana kontra Iran akan sangat menentukan langkah di laga berikutnya. Pasalnya, Iran sudah menjuarai ajang Piala Asia U-20 sebanyak 4 kali. Â
Berkaca dari 3 laga uji coba terakhir sebelum gelaran Piala Asia U-20, dengan hasil 2 kekalahan dari sesama kontestan Piala Asia dan 1 kali kemenangan dari tim non kontestan, meski dalam turnamen tersebut belum diturunkan komposisi terbaik, namun semua pemain di semua sektor memang wajib meminimalisir kesalahan elementer dan kesalahan sendiri.
Terlebih, dalam catatan saya, selama ini, rekor Timnas Indonesia U-20 saat jumpa tim-tim dari Timur Tengah kurang  baik, mengindikasikan secara peta kekuatan masih belum bisa mengimbangi tim-tim dari kawasan timur tengah.
Di samping itu, hingga persiapan akhir yang deskripsinya ada dalam 3 laga, kekuatan teknik, intelegensi, personality, dan speed (TIPS) secara individu penggawa Garuda Muda, tidak merata. Cukup terbatas yang rapor TIPSnya standar Timnas versi saya. Sehingga, mereka yang jumlahnya terbatas sangat diandalkan untuk menjadi tulang punggung tim. Menjadikan pemain lain, bila diberikan ksempatan justru bergantung pada para pemain yang diandalkan, bukan malah melengkapi.